Wisata NTT

Wisata NTT - Kampung Adat Praimadita: Serpihan Surga di Selatan Sumba Timur

Secara geografis luas wilayah Desa Praimadita, Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur kurang lebih 50,51 kilometer persegi, dengan ketinggian ±10 m

|
Editor: Agustinus Sape
BEVERLY RAMBU/VN
Batu kubur di Kampung Adat Prailiu. 

Pantai Tarimbang

Pantai Tarimbang berada di Desa Tabundung, Sumba Timur. Meski panas dan kering, namun pasir putih, laut yang bersih serta degradasi warna hijau tosca berpadu dengan langit biru membawa keindahan tersendi. Pantai ini juga masih sangat bersih dan jarang dikunjungi karena jalan yang masih cukup sulit. Berada di pantai ini serasa berada di pantai pribadi.

Butuh waktu sekitar tiga jam dari Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu ke Pantai Tarimbang. Harga sewa motor berkisar antara Rp150-200 ribu rupiah sementara dengan mobil Rp 500-600 ribu. Harga tiket masuk di Pantai Taribang masih gratis, namun setiap tamu atau wisatawan harus tetap menjaga kebersihan pantai. Bebas tapi bertanggung jawab.

Sebaiknya Anda membawa air dan makanan yang cukup sehingga tidak perlu kebingungan mencari makanan di sekitar lokasi.

Puru Kambera

PADANG PURU KAMBERA SUMBA TIMUR_050
Pemandangan di Puru Kambera, Sumba Timur.

Bukit Tana Rara

Sebelum tiba di Desa Praimadita, Anda akan melewati rangkaian perbukitan yang sambung- menyambung seperti tak ada akhir dan memancarkan pesona alam yang unik. Bukit Tana Rara, Kecamatan Matawai Waupau. Lokasi ini juga bisa dijadikan spot foto yang instagramable. Bagi Anda yang suka fotografi maka lokasi ini tak boleh dilewatkan, hasil foto di siang dan sore hari saat matahati terbenam sungguh luar biasa.

Bak Grand Canyon di Amerika, salah satu sudut Bukit Tana Rara persis setelah Desa Tanan Rara tepatnya di bagian kiri jalan, tampak jejeran gundukan tanah menyerupai bukit-bukit kecil berwarna merah keemasan. Tak heran lokasi ini dijuluki Tana Rara (Tanah Merah) karena memang warna tahanya yang cukup berbeda dengan warna tanah di lokasi lain.

Sungguh indah dan menyegarkan mata. Berada di tenag Tanah Rara membuat Anda serasa berada di taman merah.

Bukit Hiliwuku/Bukit Ferari

Setiap bukit di Sumba Timur bila dipandang dari atas pesawat maka akan tampak sama, namun nyatanya, setiap titik bukit memiliki daya pikatnya masing-masing seperti Bukit Hiliwuku, Desa Laindeha, Kecamatan Pandawai. Bukit ini juga dikenal dengan nama Bukit Ferari setelah pada Agustus 2019 lalu, perusahaan mobil Ferari mengunjungi lokasi tersebut dengan membawa satu mobil Ferari merah untuk kebutuhan iklannya.

Pantai Katundu

Terletak di ujung Desa Praimadita, Pantai Katundu bisa ditempuh dengan mobil atau motor sekitar 10-15 menit dari Desa Nggongi (desa tetangga Praimadita). Keindahan Pantai Katundu memang tak terbantahkan. Pantai selatan ini masih sangat alami dan bersih. Anda seperti berada di pulau pribadi. Belum banyak wisatawan yang datang ke tempat ini sehingga privasi dan ketenangan masih bisa Anda rasakan.

Di pagi hari, hanya tampah beberapa warga sekitar desa yang mulai melaut mencari ikan. Sementara beberapa pengemudi perahu lain sibuk mengantar barang dan orang dari Pantai Katundu menuju ke Pulau Salura.

Hanya di Pantai Katundu, Anda bisa menikmati puluhan bahkan ratusan kerbau yang melintasi pantai menuju ke padang gembalaannya. Pemandangan yang tidak biasa dan wajib Anda abadikan. Bila beruntung, Anda bisa meminta bantuan sang penggembala kerbau untuk bisa membantu Anda merasakan sensasi naik di punggung kerbau.

Bila Anda selama ini hanya melihat burung jalak ada di atas punggung kerbau maka di tempat ini, Anda bisa
melihatnya secara langsung.

Di sore hari, suguhan sunset Pantai Katundu juga sangat mendamaikan. Suasana sunyi, tak mencekam namun hangat, jauh dari internet dan perkampungan warga, Anda bisa menikmati sekaligus memaknai ketika malam akan tiba dan matahari kembali ke peraduannya.

Semuanya akan berpadu nikmat tatkala mata dimanjakan dengan warna merah keemasan dari ujung permukaan laut sejauh mata memandang.

Selain menikmati sunrise dan sunset, di pantai ini Anda bisa melakukan beberapa aktivitas lain seperti snorkling, berengang, bermain bola kaki bersama teman atau volly pantai, surfing, memancing, juga menikmati api unggun sambil menikmati kopi dan snack di pinggir pantai.

Bagi Anda yang membutuhkan suasana nyaman bersama pasangan, maka tempat ini sangat romantis untuk dinikmati berdua atau untuk keperluan video dan foto prewedding. Di ujung kiri pantai terdapat beberapa bongkahan batu besar yang menjadi sudut indah untuk mengambil gambar. Bila air laut surut, maka Anda bisa berjalan hingga ke tengah lautan.

Namun, tetap berhati-hati karena ada beberapa batuan licin karena lumut. Anda juga bisa menikmati berkuda di area Pantai Katundu yang luas dan cukup panjang. Dari Pantai Katundu pula, Anda bisa naik perahu menyusuri beberapa lokasi pantai lain di antara tebing-tebing batu di sepanjang arah kiri Pantai Katundu. Menikmati wisata bahari sambil berlayar ke Pantai Malaikababa, Pantai Watu Tutuk, Pantai Waihungu, Watu Karanjang (nusa. pulau kecil) hingga ke Pulau Salura, Pulau Kotak, Pulau Manggudu di (Desa Praisalura), dan Watu Parunu di belakang Pulau Salura. Bila beruntung Anda bisa melihat Penyu di Pantai Malaikababa.

Bukit Malaikababa

Bukit Malaikababa, bukit batu yang berada di sudut kiri Pantai Katundu. Untuk sampai di atas bukit, Anda hanya butuh waktu 7-10 menit dengan berjalan kaki. Dari atas bukit Andabisa menikmati pemandangan yang sempurna. Seluruh susut Pantai Katundu di sebelah kanan dan lautan lepas sementara di bagian kiri bukit Anda bisa menikmati bukit batu dan Pantai Malaikababa dari kejauhan. Ada pula beberapa batu besar di tengah lautan yang tampak dari atas bukit ini. Bila ingin menikmati sunrise dan sunset, maka puncak Bukit Malaikababa bisa menjadi spot utama.

Pastikan Anda membawa minuman hangat seperti kopi, teh dan gitar sebagai pelengkap sempurnanya sunset di sore hari. Di sini Anda bisa merasakan anugrah Tuhan dalam hidup karena bisa menikmati lautan lepas tanpa jedah dan tanpa terganggu oleh apapun.

Pantai dan Bukit Waihungu

Pantai ini bisa ditempuh dari Pantai Katundu menggunakan perahu atau speed boat. Pantai Waihungu berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Di sisi barat pantai terdapat tebing batu yang menjulang tinggi. Pasir pantai sangat luas dan kita bisa menikmati burung camar yang siap menangkap mangsa saat gulungan ombak datang menghempas pantai.

Dari Pantai Wainhungu kita bisa melihat Pulau Manggudu dan Pulau Salura, dua pulau terluar Indonesia.

Pantai Waihungu masih sangat bersih, alami, dan sunyi. Bukit batu Wainguhu juga tak kalah mempesona. Latar bukit bisa menjadi foto eksotis yang indah.

Selain berfoto, wisatawan juga bisa menikmati keindahan laut dengan berjemur, minum dan makan kelapa muda dan menikmati ikan bakar. Tak ada kios atau warung kuliner, atau homestay di sekitar lokasi. Anda bisa menginap dan membawa bekal dari homestay di Pantai Katundu atau di Desa Praimadita. Bagi Anda yang ingin merasakan sensasi menginap di pantai, maka Anda bisa membawa tenda portable dan kelengkapan lain.

Di malam hari Anda bisa menikmati api unggun dan pemandangan bintang di langit lepas tepat di hadapan lautan
lepas Samudra Hindia. Pengalaman yang tak terbayarkan dengan apapun.

Pulau Manggudu

Salah satu pulau terluar Indonesia ini juga tak kalah cantik. Selain pasir putih, keindahan dan kejernihan laut sangat terjaga. Bagi Anda yang suka diving, beberapa spot di Pulau Manggudu patut Anda coba.

Anda bisa menginap di homestay yang ada di Pulau Manggudu namun fasilitas sangat terbatas. Bila Anda datang dengan rombongan maka sebaiknya menginap di Desa Praimadita dan menghabiskan setengah hari di pulau ini. Bila tetap ingin menginap maka selain di homestay, Anda juga bisa membawa tenda portable. Agar tetap nyaman,

Anda harus tetap berkomunikasi dengan pemiliki homestay yang benar-benar paham tentang wilayah di Pulau
Manggudu termasuk untuk konsumsi dan kebutuhan dasar lainnya.

Percayalah, Anda tidak akan pulang dengan kecewa karena Pulau Manggudu menjadi salah satu dari sekian banyak pulau terluar Indonesia yang selalu mempesona dengan aura dan keindahnnya.

Suasana yang tenang, membuat Anda larut dalam keintiman dengan alam. Hidup di antara laut lepas dan langit luas juga alam yang masih sangat asri. Anda tentu tidak ingin kembali sebelum mengabadikan kehadiran Anda di pulau ini, sebagai tanda eksistensi Anda.

Pulau Kotak

Pulau Kotak berada tepat di samping kiri Pulau Salura. Hamparan pasir putih yang bersih dan warna laut biru serta hijau Tosca menambah pesona pulau terluar ini. Tak heran meski terik dan menantang, banyak wisatawan yang tetap ingin singgah di pulau ini.

Sebelum mengelilingi Pulau Salura, wisatawan/tamu yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Salura harus mengunjungi sumur tua di tengah pulau. Sebelum masuk ke lokasi, wisatawan akan dikenakan gelang rotan. Setelah masuk, warga desa akan membantu menimba air dari dalam sumur tua lalu wisatawan harus membasuh wajahnya dengan air tersebut. Sumur tua tersebut tak pernah kering hingga saat ini. Berbeda dengan sumur lainnya, di dinding sumur terdapat 12 batu yang menandakan adanya 12 suku yang hidup di Desa Praimadita.

Selain sumur tua, desa ini juga memiliki sejarah masuknya agama Islam yang menarik. Ada satu mesjid tua dengan kubur muslim serta satu mesjid baru yang lebih besar dan sedang dalam proses pembangunan.

Tak ada sinyal internet di lokasi ini, namun listrik sudah masuk desa. Hanya ada satu homestay di pulau ini. Untuk produk makanan dan kebutuhan pokok lain, warga desa biasa membelinya di Kota Waingapu lalu dimuat menggunakan perahu ke Pulau Salura.

Sementara Pulau Kotak dan Menggudu juga memiliki keindahan laut yang hampir serupa dengan Pulau Salura, namun luas wilayah lebih kecil dibanding Pulau Salura dan Pulau Manggudu. Pulau Manggudu dan Pulau Kota bisa dikunjungi dengan perahu yang sama dari Pantai Katundu.

(https://parekrafntt.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved