Opini
Opini: Gereja, Gembala, dan Domba
Mgr. Hironimus Pakaenoni merupakan uskup ketiga yang bertakhta di Keuskupan Agung Kupang. Uskup pertama ialah Mgr. Gregorius Monteiro, SVD.
Mgr. Gregorius Monteiro, SVD wafat pada 10 Oktober 1997. Sebelumnya Takhta Suci telah mengangkat Uskup Coajutor, Mgr. Petrus Turang pada 21 April 1997 dan ditahbiskan pada 27 Juli 1997 oleh Uskup Agung Jakarta Julius Kardinal Darmaatmaja, SJ di arena Fatululi Kupang.
Mgr. Petrus Turang mengambil motto tahbisan uskup dari Kisah Para Rasul 10:38 yang berbunyi Petransiit Benefaciendo yang artinya Ia berkeliling sambil berbuat baik.
Setelah berjalan, berkeliling dan berbuat baik selama kurang lebih 26 tahun, Mgr. Petrus Turang terhitung sejak 9 Maret 2024 resmi purna tugas alias emeritus dan diganti Mgr. Hironimus Pakaenoni yang mengusung motto: Pasce Oves Meas yang berarti Gembalakanlah domba-dombaKu.
Motto ini terinspirasi dari Injil Yohanes 21:17. Cukup singkat statemen dan perintah Yesus kepada Petrus. Namun perintah ini sifatnya pelimpahan kewenangan yang berbentuk tanggungjawab dan pekerjaan yang cukup berat.
Menjadi pertanyaan, mengapa penugasan ini didahului dengan pertanyaan?
Hal ini diartikan bahwa Tuhan Yesus merasa kuatir dengan masa depan para pengikutNya. Karena mereka mau menerima penugasan tersebut maka para murid inipun disebut menjadi 'gembala."
Sedangkan istilah dengan kata 'Domba' adalah orang percaya. Kemudian kata 'gembala' ditujukan kepada mereka yang diutus untuk menjadi pelayan rohani.
Pemakaian istilah dari dunia pertanian, yaitu kata 'gembala' dan 'domba' merupakan simbol kerendahan hati. Sedangkan hakekat gembala terhadap domba ingin menekankan karakter pelayanan.
Istilah dalam pemberitaan Injil di gereja pun akhirnya mengadopsi pemakaian kata gembala dan domba. Karena hakiki Kerajaan Allah adalah untuk melayani dunia bukan untuk dilayani.
Di tikungan ini saya sangat yakin dan percaya Mgr. Hironimus Pakaenoni sanggup menjadi Gembala yang Baik di Keuskupan Agung Kupang.
Ada tiga sifat Gembala yang Baik yakni masuk melalui gerbang; Gembala yang Baik mengenal dan memperhatikan domba-dombanya dan nyawa Gembala yang Baik diberikan bagi domba-dombanya.
Selain itu, Gembala yang Baik harus memiliki kaki yang mampu untuk mencari sesama yang miskin; yang disisihkan; yang dianggap pendosa, bukan kaki yang hanya mencari keuntungan diri sendiri.
Gembala yang Baik harus memiliki hati yang tulus, rendah hati, jujur; bukan hati yang sombong, pendendam, pemarah, dan yang cemburu. Domba sejati adalah mereka yang berbicara dan bertindak seperti Yesus.
Yesus memberikan teladan bagaimana menjadi seorang Gembala yang Baik dimana Gembala yang Baik adalah Gembala yang merawat atau memelihara kawanan domba dengan sepenuh hati bahkan rela mengorbankan nyawanya bagi domba-dombanya.
Sembari menunggu waktu pentahbisan Uskup Hironimus pada 9 Mei yang akan datang; kita semua (entah sebagai gembala atau sebagai domba yang baik) senantiasa dan selalu berdoa agar kasih dan kemurahan Tuhan senantiasa menyertai usaha dan karya kita semua di hari-hari yang akan datang.
Sekali lagi apresiasi dan proficiat utk Yang Mulia Uskup Agung Kupang terpilih, Mgr. Hironimus Pakaenoni; imam 'sulung" diosesan Keuskupan Agung Kupang. Teruslah belajar dari Sang Gembala yang Baik dalam kerinduan untuk bersatu dengan Allah. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.