Berita NTT
Tentang Difabel, GMIT Belum Miliki Pandangan dan Sikap Teologis yang Jelas
GMIT belum memiliki pandangan dan sikap teologis yang jelas terhadap kelompok difabel.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - GMIT belum memiliki pandangan dan sikap teologis yang jelas terhadap kelompok difabel.
Hal ini tergambar dari hasil penelitian tesis pascasarjana dari Marthen Mingotu yang berhasil mempertahankan tesisnya di hadapan para penguji Pdt. Dr Mesakh Dethan dan Pendeta Dr. Isakh Hendrik, pada hari Sabtu, 8 Juli 2023 di Ruang Pascasarjana Teologi UKAW Kupang.
Menurut Mingotu, yang dibimbing oleh Pdt. Dr. Fredrik Doeka dan Pdt. Dr. Ira Mangililo ini dari hasil penelitiannya terhadap baik Tata GMIT 2010, maupun juga pokok-pokok Ekklesiologi GMIT dan dokumen gereja lainnya sama sekali belum ada rumusan yang jelas tentang ajaran teologi dan keberpihakan kepada kaum difabel.
Baca juga: Peduli Difabel, BPBD Kota Kupang Hadirkan Juru Bicara Isyarat
Mingotu menegaskan bahwa selaku gereja, maka GMIT harus lebih sungguh-sungguh menunjukkan kepekaan dan kepedulian dalam prinsip solidaritas kepada kelompok difabel.
Diakonia bagi dan bersama kelompok difabel masih sangat terbatas yang gereja lakukan.
Pada hal gereja secara teologis terpanggil untuk menunjukkan keberpihakannya secara sungguh-sungguh bagi kelompok difabel dalam menegakkan keadilan dan damai sejahtera bagi mereka sebagai bukti keberpihakan Allah yang nyata.
Mingotu begitu bergembira menyambut kelulusannya, dan tak menyangka bahwa hasil penelitinnya mendapat apresiasi dari para penguji dan pembimbing yang meluluskannya dengaan nilai A.
Baca juga: NTT Memilih, Emi Nomleni Sebut KPU Pasti Menjamin Hak Pemilih Disabilitas dalam Pemilu 2024
“Saya jujur awalnya saya sangat gugup, tegang dan takut ketika akan masuk pada saat ujian tadi. Namun puji Tuhan, ternyata kekuatiran saya berganti sukacita yang besar karena apriasi dari para penguji membuat saya senang, karena saya bisa memberikan kontribusi pemikiran bagi GMIT”, demikian jawaban dari Mingotu menjawab pertanyaan dari POS-KUPANG.COM.
Direktur Pascasarjana UKAW, Pdt. Dr. Aped Doeka, menyambut baik kontribusi pemikiran dari Marten Mingotu melalui Tesisnya. Gereja perlu membangun relasi yang adil dengan semua orang, termasuk dengan kaum difabel. Mesti ada ruang yang sama disediakan bagi semua orang baik dia difabel atau bukan.
Baca juga: Sekretaris Sinode GMIT Minta Hari Raya Idul Adha Semakin Perkuat Toleransi
Sementara itu menurut Pdt. Dr Mesakh Dethan, penelitian yang dilakukan oleh Mingotu ini dapat menjadi kontribusi pemikiran dan mendorong gereja untuk sungguh-sungguh peduli kepada kelompok difabel.
“Sebetulnya GMIT pada siding Majelis Sinode ke 50 telah menghasilkan apa yang disebut dengan Modul Teologi Inklusif, yang didalamnya ada membahas dan memberi perhatian pada kelompok difable, hanya saja produk ini belum ditindaklanjuti untuk dimatangkan dan disosialisasikan kepada jemaat-jemaat yang ada di dalam lingkungan GMIT. Saya berharap dengan adanya masukan dari Mingotu ini dapat mendorong gereja untuk secara lebih serius memberi perhatian kepada kelompok difabel”, demikian tangggapan dari Akademisi UKAW dan mantan Wartawan Pos Kupang ini. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.