Dinsos Kota Kupang Terapkan Hari untuk Bahasa Isyarat Pasca Pelatihan JBI

Kepala Dinas Sosial Kota Kupang, Lodowik Djungu Lape berencana menerapkan Hari untuk Bahasa Isyarat Pasca Pelatihan JBI.

|
POS KUPANG/NOVEMY LEO
Kepala Dinas Sosial Kota Kupang, Lodiwyk Djungu Lape didampingi Kabid rehabilitasi sosial Ir. Christian Taklal dan Staf Bidang Rehabilitasi Sosial, Seksi Disabilitas  Mace Yuliana SST, di ruang kerjanya. 

"Anak itu ikut kegiatan sekolah minggu tapi tidak maksimal menerima pelayanan. Kini kami sudah punya JBI sehingga anak itu pasti senang karena akan bisa berkomunikasi dan menyampaikan kebutuhannya," kata Pdt Mari.

Pdt. Mari juga berharap agar Sarah Nubatonis, yang telah mengikuti pelatihan JBI, bisa meneruskan ke staf lain sehingga kebutuhan komunikasi disabilitas di wilayah itu terpenuhi. (vel)
 

* Ubah Situasi Disabilitas
AKTIVIS Komunitas Peace Maker Kupang (KOMPAK) Kupang, Zarniel Woleka menjelaskan, saat ini ada 1.757 jiwa disabilitas di Kota Kupang diantaranya terdapat 25 persen disabilitas Tuli.

"Mereka sangat sulit mendapatkan akses ke berbagai layanan karena keterbatasan aksesibilitas yang disediakan oleh layanan public. Hingga sampai saat ini pemerintah belum sepenuhnya bisa memberikan layanan sarana dan prasarana. Fakta lainnya seperti di rumah-rumah ibadah yang dikelola oleh oleh non pemerintah pun tidak aksesibilitas bagi disabilitas Tuli," jelas Zarniel, Selasa (30/5).

Aksesibilitas juru bahasa isyarat menjadi sangat dibutuhkan pada layanan hukum dan rumah-rumah ibadah keagamaan karena untuk beribadah dan layanan hukum bagian hak Konstitusi yang diakui oleh negara selain hak-hak lainnya. Namun hak disablitas Tuli itu belum terpenuhi.

AKTIVIS Komunitas Peace Maker Kupang (KOMPAK) Kupang, Zarniel Woleka
AKTIVIS Komunitas Peace Maker Kupang (KOMPAK) Kupang, Zarniel Woleka (POS KUPANG/NOVEMY LEO)


Padahal UU Nomor 08 tahun 2016 yang mengatur tentang Penyandang Disabilitas.

"Merujuk UU itu, alumni magang AFSC-YKP Indonesia yang tergabung dalam alumni DEP AFSC bersama KOMPAK mencoba berkontribusi untuk merubah situasi disabilitas Tuli menjadi lebih akses, terutama dalam hal mengakses layanan pada rumah ibadah dan layanan lain di pemerintah," kata Zarniel.

Caranya, dengan mendorong pemimpin gereja dan pemerintah untuk menyediakan layanan tersebut dengan cara memperkenalkan Bahasa Isyarat serta melakukan dialog terkait pentingnya layanan tersebut melalui konsep paper yang disampaikan.

"Kami berharap bahasa isnyarat ini bisa terpenuhi di Kota Kupang untuk aksesibilitas bagi difabel Tuli," kata Zarniel.

Adapun staf pada 9 lembaga yang mendapatkan pelatihan JBI yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Puskesmas Oebobo, Forum PRB Kota Kupang, GMIT Mawar Saron Liliba, Dinas Kependudukan Capil Kota Kupang, Polres Kupang Kota Kupang, P2TPA Kota Kupang, Dinas Kesehatan Kota Kupang dan Dinas Sosial Kota Kupang. (vel)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved