Berita Lembata
Kebijakan Pemda Lembata Belum Berpihak Pada Koperasi
Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa mengakui kalau kebijakan Pemerintah Daerah rasanya belum berpihak pada koperasi.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa mengakui kalau kebijakan Pemerintah Daerah rasanya belum berpihak pada koperasi.
Marsianus juga tidak mau menutupi kelemahan pemerintah dalam mengurus koperasi di daerah yang dipimpinnya.
“Pesan utama, saya mau bilang begini, apakah kontribusi pemerintah untuk koperasi?,” tanya Bupati Jawa.
Baca juga: Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa Pastikan Bentuk Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang
Oleh karena itu, atas nama pribadi dan Pemerintah Daerah, Bupati Jawa menyampaikan ucapan terima kasih kepada pengurus koperasi dan semua anggota karena keringat andalah, kerja-kerja anda koperasi ini tetap berjalan dan hidup anda juga bisa diperbaiki.
“Kami pemerintah tidak berbuat apa-apa,” ujarnya polos.
Hal itu diungkapkan Penjabat Bupati Marsianus Jawa saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-XVI Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan ,Laut Lewoleba di Ballroom Hotel Olympic, Lewoleba, Lembata, Senin (13/3/2023).
Ia di hadapan pengurus dan anggota TKBM Pelabuhan Laut Lewoleba, Marsianus Jawa mempertanyakan sejauh mana kontribusi pemerintah terhadap eksistensi koperasi di Lembata. Hal ini menurutnya karena ada niat mengurangi semua buruh pelabuhan yang mau menjadikan wadah ini untuk bisa membantu dirinya sendiri.
Walaupun tadi dinilai baik ataupun buruk, itu kan cuma tugas pokok Dinas Koperindag. Tapi apa perhatian pemerintah terhadap buruh di daerah ini. Hal inilah, menurut Bupati Jawa, yang menjadi pangkal persoalan utama yang perlu disikapi pemerintah.
Baca juga: Kepala Desa di Lembata Harus Berani Buat Terobosan Pembangunan Hadapi Ancaman Krisis Global
Karena itu, ia meminta kepada Kepala Unit Pengelola Pelabuhan Kelas III Lewoleba untuk boleh membantu saudara-saudara kita kaum buruh pelabuhan ini. “Fasilitasi mereka untuk memperoleh kenaikan upah yang layak. Hal itu harus tetap diperjuangkan sehingga koperasi ini tetap berjalan,” ujarnya.
Karena, menurut dia, koperasi adalah soko guru perekonomian nasional. Sebuah wadah organisasi penggerak roda ekonomi di Lembata. Ia memberi contoh Bangladesh, sebuah negara di Asia Selatan yang berbatasan langsung dengan India. Berdasarkan pengalaman, Bangladesh awalnya sebuah negara miskin, namun kini telah bermetamorfosa menjadi sebuah negara yang maju.
Baca juga: Penjabat Bupati Lembata dan Kepala Bank NTT Lewoleba Panen Jagung Perdana di Desa Belobatang
“Awalnya miskin kemudian bangkit begitu cepat, melejit melewati negara-negara tetangga termasuk India waktu itu. Semua itu karena koperasi. Perjuangan seorang Muhammad Yunus yang mengembangkan Grameen Bank di tahun 1983 dan dia berhasil. Dia mengumpulkan ibu-ibu kemudian memberikan pinjaman modal jangka panjang tanpa agunan,” ungkap Bupati Jawa.
Grameen Bank itu sendiri merupakan program penyaluran kredit mikro yang ditujukan bagi golongan masyarakat miskin di pedesaan. Sejak diluncurkan pertama kali pada Oktober 1983 di Bangladesh oleh Muhammad Yunus, telah memberikan dampak positif bagi pemanfaatannya, sehingga mengundang banyak negara untuk mengadopsi program ini, termasuk Indonesia.
Jadi kalau koperasi ini mau bertahan, saran Bupati biarkan ibu-ibu yang mengelolanya, bapak-bapak tetap bekerja. “Kalau ibu-ibu yang mengelola saya yakin uangnya pasti bertambah dan koperasinya pun semakin maju,” ujarnya.
Dia menyampaikan terima kasih kepada anggota koperasi TKBM. “Terimakasih banyak saudara-saudaraku, memang kebijakan pemerintah saya jujur belum memperhatikan saudara-saudara kita ini soal upah,” ungkap Bupati Jawa lagi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.