Berita TTS

Warga kota Soe Sesalkan Aksi Oknum Tentara di TTS yang Main Hakim Sendiri

Dominggus menduga bermula dari kejadian tersebut, pemilik warung menelpon anak mantunya yang adalah seorang tentara (H).

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ADRIANUS DINI 
KORBAN - Dominggus Seko, warga Kampung Rote, Rt 03, Rw 02, Kelurahan Soe, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten TTS, korban pemukulan oleh tiga oknum tentara di TTS.   

Engelina Toni sebagai saksi yang berbicara dengan pihak pelaku mengaku kecewa berat dengan aksi pemukulan oleh oknum tentara terhadap masyarakat.

"Kami kecewa. Mereka ini aparat keamanan. Kita tahu mereka ini yang melindungi masyarakat. Kalaupun ada yang buat pelanggaran tolong bina mereka dengan cara yang wajar, bukan dengan kekerasan sampai korban berdarah. Saya pikir mereka (oknum tentara) paham penanganan masalah yang benar sesuai hukum dan undang-undang," ucapnya kesal.

"Tadi waktu datang mereka pakai pakaian preman. Kalau masyarakat tidak kenal mereka dan masyarakat balas dengan melakukan perlawanan siapa yang bertanggungjawab? Ada sekitar 10 motor waktu datang tadi. Diduga mereka juga oknum tentara," terangnya.

Terhadap kasus ini, Babinsa wilayah Kelurahan Soe, Robi Mahuri mengatakan dirinya akan berkoordinasi dengan pihak atas.

Baca juga: Penyesuaian Tarif Kenaikan Bahan Bakar Minyak, Plt. Kadis Perhubungan Kabupaten TTS Konsultasi

"Berdasarkan cerita dari korban dan juga cerita dari kawan-kawan di warung (pihak pelaku) terkait kronologis kejadian, saya akan membuat laporan ke pak Dandim untuk penanganan kasus ini," katanya.

"Sebetulnya tanpa sepengetahuan saya mereka (oknum tentara) sudah melangkah jauh sekali. Mereka tidak berkoordinasi dengan saya. Menurut saya teman-teman salah hierarkinya. Saya menyerahkan kembali ke korban untuk penyelesaiannya seperti apa. Namun sebagai babinsa saya harus berkoordinasi dengan pihak di atas untuk mengambil langkah seperti apa. Nanti saya sampaikan kelanjutannya," tandasnya.

Lurah Soe, Rihi Raja terkait kasus ini mengaku belum tahu pasti kronologisnya. Namun dirinya berpesan kepada masyarakat untuk waspada selalu ketika mengkonsumsi minuman keras.

"Ketika minum minuman beralkohol kita harus antisipasi situasi dan tempat sehingga meminimalisir konflik yang bisa terjadi," paparnya.

Kemudian, terkait aksi main hakim sendiri oknum tentara dirinya memberi kebebasan kepada korban untuk melanjutkan laporan sebagai hak pribadi.

"Kalau tadi sudah lapor ke Polres dan Polres bilang lapor ke POM mungkin melalui babinsa dulu, lalu ke danramil baru lanjut ke tingkat atas. Mungkin prosedurnya seperti itu," ucapnya.

Rudolf Pah, sebagai tokoh masyarakat mengaku kecewa dengan tindakan semena-mena oknum tentara.

Baca juga: Harga BBM Naik Sopir Bemo di TTS Tuntut Pemerintah Segera Naikkan Tarif Angkutan

"Sekarang kita lihat ada korban. Kita bertanya korban ini salah apa? Kalau ada salah penyelesaian oleh aparat keamanan seperti apa? Bukan berdasarkan perasaan subyektif lalu kita memukul masyarakat," tandasnya.

"Kelalaian dan pelanggaran dalam masyarakat itu biasa, tetapi kejahatan itu tidak boleh. Apakah ada tindakan kejahatan yang dilakukan oleh korban? Kita tidak bisa pukul orang berdasarkan perasaan subyektif. Subyektif itu liar. Dia salah atau tidak ditindak secara benar. Kalaupun dia mabok dan belum merugikan salah satu pihak perlu digali masalahnya supaya tidak terkesan pukul masyarakat karena perasaan subyektif," ujarnya.

Dia meminta pihak babinsa untuk mengurus kejadian ini secara baik sehingga nama baik tentara tidak tercoreng oleh ulah beberapa oknum tentara. (Cr12)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved