Berita Timor Tengah Selatan Hari Ini
Kadis P3A Kabupaten TTS Beberkan Capaian Program Dihadapan Menteri PPPA RI
Desa ramah perempuan dan peduli anak menjadi satu motivasi bagi pemerintah daerah dalam membangun desa
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini
POS-KUPANG.COM, SOE - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak (PPPA) RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati melakukan kunjungan kerja di Kabupaten TTS, Rabu 11 Mei 2022.
Terkait kunjungan ini, Kadis P3A Kabupaten TTS, Linda Fobia dalam laporannya kepada Menteri P3A RI dan hadirin di Aula kantor bupati TTS menyampaikan, dasar dari kunjungan menteri P3A RI ini untuk melihat apa yang sudah dikerjakan dinas terkait di Kabupaten TTS.
"Dasar dari kunjungan ini untuk melihat apa yang sudah kami kerjakan di kabupaten TTS, khususnya yang berkaitan dengan Perda nomor 4 tahun 2020 tentang kabupaten layak anak," ungkap Linda mengawali laporannya.
"Dalam kunjungan ini perlu kami laporkan sejumlah program yang kami lakukan di TTS, di antaranya: Pelatihan pemberdayaan ekonomi bagi kelompok perempuan, sosialisasi dan replikasi sekolah perempuan di 25 desa, program pemberdayaan perempuan melalui kegiatan sosialisasi kebijakan pelaksanaan PUG (Pengarusutamaan Gender) dan PPRG (Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender)," jelasnya.
Baca juga: Ukraina Berhasil Usir Rusia Menjauh dari Kota Kharkiv
Kami juga lanjut Linda, melakukan program pemenuhan hak anak, melalui pencanangan desa ramah perempuan dan peduli anak pada 15 desa layak anak.
Diungkapkan Linda pihaknya juga melakukan pemenuhan hak sipil anak melalui kesepakatan bersama antara dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak kabupaten TTS dengan dinas dukcapil kabupaten TTS, serta dinas pendidikan kabupaten TTS untuk menyiapkan dokumen akta kelahiran bagi anak-anak usia sekolah yang belum memiliki akta kelahiran.
"Kegiatan tersebut untuk tahun 2022 sudah dilakukan secara simbolis pada perayaan hari kartini 21 April di desa Sunu, melalui pemberian atau pembagian 1.350 akta kelahiran bagi anak-anak yang belum memiliki akta kelahiran," ucap Linda.
"Mengenai perlindungan perempuan dilakukan kegiatan sosialisasi pencegahan KTPA (Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak), KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga) ataupun TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) di 32 kecamatan di TTS," terangnya.
Baca juga: Kepala OJK NTT Wanti-Wanti, Ada 22 Perusahan Ilegal Tawarkan Investasi
Pihaknya juga tambah Linda, melakukan pendampingan dan penjangkauan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak serta korban KDRT di 32 kecamatan di kabupaten TTS.
Linda mengatakan, program perlindungan anak melalui kegiatan Pengukuhan relawan sahabat perempuan dan peduli anak (SAPA) pada hari ini akan dilakukan pengukuhan terhadap 46 orang relawan SAPA. Dirinya juga menjelaskan terkait kegiatan yang sudah dilaksanakan.
"Kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu sejak tahun 2009 sudah terbentuk pusat pelayanan terpadu perlindungan perempuan dan anak (P2TP2A) di kabupaten TTS. P2TP2A ini di tahun 2022 akan ditetapkan menjadi UPTD PPA. Hal tersebut sedang dalam proses pembahasan kajian akademis," jelas Linda.
Dia menjelaskan, penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten TTS meningkat sejak 3 tahun terakhir.
Baca juga: Mentan SYL Jelaskan Kondisi PMK Hewan Ternak di Gresik, Jawa Timur
"Untuk penanganan kasus, trennya agak meningkat sesuai data yang kami upload dalam simponi dengan PPA. Pada tahun 2020 ada 87 kasus. Lalu pada tahun 2021 meningkat menjadi 104 kasus. Kemudian di tahun 2022 yang ditangani P2TP2A ada 32 kasus, tetapi secara keseluruhan ditangani bersama mitra (lembaga masyarakat) yang berada di TTS berjumlah 67 kasus yang sudah terupload dalam aplikasi simponi," terang Linda.
Hari ini pula lanjut Linda, dilakukan wisuda bagi 150 peserta lulusan sekolah perempuan Bife Meto. Dia juga membeberkan beberapa kendala oleh pihaknya dalam menjalankan tugas.
"Kendala selalu kami temui dalam pelaksanaan tugas adalah kami Dinas P3A masih sangat kurang sarana prasana pendukung," kata Linda.
"Mohon izin ibu, kendaraan yang dibantu oleh kementrian P3A berupa mobil operasional memang membantu kami, tetapi tidak bisa menjangkau seluruh wilayah secara geografis di TTS. kalau boleh ada bantuan mobil yang bisa menjangkau wilayah geografis TTS," ketus Linda disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Baca juga: Kadis PU Minta Kontraktor Perbaiki SPAM Tilong Sebelum Diserahkan ke Pemkab Kupang
Selanjutnya pada momen ini Bupati Timor Tengah Selatan, Egusem Pieter Tahun dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada menteri P3A RI dan rombongan.
"Saya mengucapkan selamat datang bagi ibu menteri bersama rombongan di kabupaten TTS. Ini adalah kali ketiga kunjungan ibu ke Kabupaten TTS," ucap Tahun disambut tepuk tangan hadirin.
'Kehadiran ibu sangat memotivasi kami untuk mendukung perlindungan terhadap perempuan dan anak," lanjut Tahun.
"Kehadiran ibu menteri saat ini bagi pengukuhan desa ramah perempuan dan peduli anak sangat didukung pemda. Pada kesempatan ini akan dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara pemerintah kabupaten, kecamatan dan desa serta tim penggerak PKK untuk mewujudkan desa ramah perempuan dan peduli anak," ucapnya.
Baca juga: Hepatitis Akut Makin Banyak Serang Anak,Begini Alur Pemeriksaan ke Fasiltiasi Kesehatan
Tahun menjelaskan, desa ramah perempuan dan peduli anak adalah desa yang mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak ke dalam tata kelolah pemerintah desa, pembangunan desa serta pemberdayaan masyarakat desa.
"Desa ramah perempuan dan peduli anak menjadi satu motivasi bagi pemerintah daerah dalam membangun desa," ucap Tahun.
Dirinya menerangkan, jumlah penduduk TTS adalah 469.714 orang. Dengan perbandingan laki-laki 49,77 % dan perempuan 50,23 % . Itu berarti jumlah perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.
"Dengan dominasi penduduk yang adalah perempuan mau menunjukan bahwa separuh dari potensi pembangunan di kabupaten TTS berada pada peran perempuan," ungkap Epy.
Baca juga: Persib Bandung Kirim Tiga Wakilnya ke SEA Games 2022 Vietnam, Ini Harapan Pelatih
Bupati Tahun juga menyinggung diwisudakan hari ini 150 anggota sekolah perempuan Bife Meto.
"Hari ini juga akan dilakukan wisuda bagi 150 anggota sekolah perempuan Bife Meto atau yang dalam bahasa Indonesia berarti perempuan Timor. Sekolah ini bertujuan untuk menjadikan perempuan sebagai agen perubahan dalam keluarga," ungkapnya.
Sekolah perempuan juga lanjut Epy, bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri perempuan dan kemampuan perempuan untuk kesejahteraan keluarga.
"Sesuai data yang tadi disebutkan dalam laporan tadi, ada 32 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ditangani di TTS dan itu tinggi. Namun, hal tersebut sudah ditangani dengan baik oleh pengadilan, kejaksaan dan kepolisian," jelasnya.
Dirinya juga menyebut adanya keterlibatan masyarakat dalam pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Baca juga: Jangan Berlebihan Konsumsi Lidah Buaya Bagi Penderita Diabetes, Perhatikan Cara dan Jumlahnya
"Upaya pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di TTS Pemerintah tidak bekerja sendiri, tetapi ada keterlibatan masyarakat secara langsung yang berperan aktif untuk mendukung upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Oleh karena itu pemerintah daerah memberikan penghargaan bagi masyarakat yang berkontribusi pada pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di kabupaten TTS," kata Tahun.
"Kami juga menyediakan tempat khusus bagi anak-anak dan ibu yang menjadi korban kekerasan. Di sana mereka ditampung untuk kemudian mendapat penanganan baik pemulihan maupun proses hukum," tutup Bupati Epy.
Selanjutnya Menteri PPPA RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati dalam sambutannya menyampaikan, kesenjangan gender masih sangat luas. Di mana perempuan belum mendapatkan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan yang setara dengan laki-laki sehingga potensinya tidak termaksimalkan.
"Tetapi saya yakin dengan semangat bapak bupati dan kebijakannya potensi perempuan di TTS tidak kita ragukan lagi," ucap Bintang.
Baca juga: Enam JPU Baca Bergantian Berkas Dakwaan Randi Badjiddeh
Dia memuji komitmen sekolah perempuan sejak 2019 dan terus berlanjut hingga hari ini. Sehingga pada kesempatan hari ini publik bisa menyaksikan wisuda sekolah perempuan yang luar biasa ini.
Ia menerangkan, kementrian ini mendapat 5 arahan dari Presiden Jokowi yang harus diselesaikan.
"Ada 5 isu yang bapak presiden tekankan yaitu: Pemberdayaan perempuan dari bidang kewirausahaan yang berperspektif gender, peran ibu dan keluarga dalam pendidikan dan pengasuhan, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak dan pencegahan perkawinan anak," ucap Bintang.
"Untuk itu, Kami memberikan apresiasi atas laporan yang komprehensif dari dinas PPPK kabupaten TTS," katanya.
"Dalam menjalankan arahan bapak presiden, kami kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melakukan berbagai terobosan dan inovasi yang dapat kami lakukan. Salah satunya adalah pengembangan desa ramah perempuan dan peduli anak yang diharapkan menjadi spektrum baru bagi pembangunan nasional yang bekeadilan gender serta mampu menjadi jawaban bagi 5 arahan bapak presiden," jelas Bintang.
Baca juga: Perang Rusia Ukraina Belum Usai, China dan Jepang Memanas, Kapal PLA Masuk Wilayah Senegketa
"Kami kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di tahun 2022 melibatkan desa ramah perempuan di 71 kabupaten/kota. Kami mengapresiasi bupati TTS dan jajaran yang menginisiasi 15 desa di TTS menjadi desa ramah perempuan dan peduli anak. Ini merupakan langkah besar dan luar biasa," pujinya.
"Kami juga memberi apresiasi kepada lembaga masyarakat seperti Wahana Visi Indonesia dan Plan Internasional yang banyak mendampingi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di TTS," kata Bintang.
Untuk mewujudkan perempuan dan anak-anak Indonesia yang berkualitas ungkap Bintang, dibutuhkan sinergitas baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga masyarakat, keluarga, maupun perempuan dan anak itu sendiri. Demikian juga dalam mengembangkan sebuah desa menuju desa yang ramah perempuan dan peduli anak, seluruh perangkat yang ada di desa, khususnya perempuan dan anak juga terlibat.
"Terkait bantuan mobil kita akan masukan dalam DAK kalau masih memungkinkan. Karena ini adalah kondisi negara kota yang saat ini fokus pada penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Mudah-mudahan kondisi ini cepat berlalu sehingga harapan dari teman-teman dapat kita usulkan di tahun 2023," ucapnya.
Baca juga: Kepsek SMAN Harekakae Resmi Lapor Polisi Terkait 4 Jendela Kaca Pecah Dirusak OTK
"Selanjutnya bagi yang diwisudakan, hari ini bukan akhir dari perjuangan. Inspirasi apa yang bisa anda diberikan untuk menginspirasi perempuan lain yang ada di TTS? Tidak ada yang tidak bisa asalkan ada kemauan dan kerja keras. Saya mengucapkan selamat menjalankan tugas kepada ibu-ibu yang diwisudakan hari ini untuk memberikan pendampingan kepada ibu-ibu lain yang ada di lingkungan, desa dan kecamatan di kabupaten Timor Tengah Selatan ini," tutup Bintang.
Hadir dalam kesempatan ini menteri PPPA RI, deputi perlindungan khusus anak kementrian PPA, bupati Timor Tengah Selatan, ketua DPRD Provinsi NTT, staf khusus mentri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak kabupaten TTS, anggota forkopimda TTS, Wakil bupati TTS, Kadis P3A provinsi NTT, Deputi perlindungan hak perempuan dan pimpinan perangkat daerah.
Pada kesempatan ini pula Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati kukuhkan 46 relawan sahabat perempuan dan anak (SAPA) Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Relawan tersebut merupakan pemerhati perempuan dan anak dari desa-desa yang tersebar di TTS. Seperti: Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Perempuan dan juga ketua Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD) dari wilayah dampingan Plan Indonesia yang berjumlah 19 ketua KPAD. (Cr12)