Berita Pemprov NTT
Bicara Cegah Stunting, Kepala BKKBN NTT : Anak NTT Kalau Bisa Sama Seperti Israel
dia menilai akan melahirkan anak yang prematur atau pun potensi aborsi akibat stres dan pendarahan dari ibu.
Dia menyarankan untuk prewding pasangan tidak mengeluarkan uang yang banyak.
"Jangan kita buat pesta menghabiskan duit dan kita melahirkan anak yang stunting," ujarnya.
Sebelum hamil, kata Marianus, mesti ada kesiapan yang baik. Elsimil, akan membantu mengatasi masalah ini. Sementara angka kehamilan, menurutnya selama pandemi terjadi kenaikan meski tidak signifikan.
Baca juga: Pemprov NTT Gandeng Pemkab Kupang Gelar Kegiatan SP4N-Lapor
Peningkatan ini akibat tidak adanya akitiftas lain dari pasangan selama pandemi. Kenaikan, diperkirakan berada di kisaran 2-3 persen.
BKKBN, menganjurkan untuk menunda kehamilan selama pandemi, sebab virus covid-19 juga berpengaruh.
Jika dipaksakan, dia menilai akan melahirkan anak yang prematur atau pun potensi aborsi akibat stres dan pendarahan dari ibu.
Akibatnya, anak tersebut akan mengalami pertumbuhan yang tidak sempurna dan justru menambah angka stunting.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur mencatat kasus anak stunting di Kota Kupang mencapai 2.227 atau mencapai 27,6 persen. Data ini di rilis pada Februari 2021.
Kepala Bidang Fasyankes Dinas Kesehatan Kota Kupang Ngurah Suarnawa, menjelaskan data yang digunakan masih bersifat sementara.
Menurutnya, dalam penentuan hasil akhir jumlah stunting di Kota Kupang biasanya Dinas Kesehatan Kota Kupang mengacu pada data yang dirilis setiap bulan Agustus yakni bulan operasi timbang.
Baca juga: Pemprov NTT Gandeng Pemkab Kupang Gelar Kegiatan SP4N-Lapor
Namun, karena di bulan Agustus lalu tidak semua kelurahan mengizinkan pelaksanaan Posyandu maka tidak semua Posyandu dibuka sehingga sejumlah pelayanan Posyandu lain baru akan digelar di bulan September.
Karena itu, hasil akhir jumlah anak stunting di Kota Kupang belum terverifikasi secara keseluruhan.
"Nanti, jika datanya semua sudah ada baru kita rilis jumlah secara keseluruhan. Saat ini kami masih menggunakan data sementara di bulan Februari sebesar 2.227 atau sebesar 27.6 persen,” paparnya.
Ia mengatakan sasaran bayi balita usia 0-5 tahun di Kota Kupang sebanyak 21.360. Namun, karena pandemi Covid-19 maka yang hadir di Posyandu hanya sebesar 31.8 persen atau sebanyak 8.078 bayi dan balita.
"Dari 31.8 persen atau sebesar 8.078 bayi balita yang datang ke Posyandu, sebanyak 27.6 persen atau 2.227 anak pendek. Ini baru data sementara, data akhirnya akan di rilis menunggu hasil timbang bulan September di tambah Agustus kemarin. Kita berharap semakin banyak yang datang ke Posyandu, karena bila jumlahnya bertambah, presentasinya pasti turun,” jelasnya.
Baca juga: Satgas SPIP Terintegrasi Lingkup Pemprov NTT Dikukuhkan Wakil Guberur NTT
Ia mengatakan jumlah anak stunting di Kota Kupang tahun 2020 mencapai 2.578 orang atau 22,2 persen. Harapannya di tahun 2021 jumlah stunting di Kota Kupang turun dibandingkan tahun 2020. (*)
