Berita Pemprov NTT
Bicara Cegah Stunting, Kepala BKKBN NTT : Anak NTT Kalau Bisa Sama Seperti Israel
dia menilai akan melahirkan anak yang prematur atau pun potensi aborsi akibat stres dan pendarahan dari ibu.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Angka di NTT diklaim menurun pada tahun ini. Di NTT, angka stunting 23,2 persen turun dari 24,2 persen.
Namun, disisi lain, Kota Kupang justru naik dari 22 persen menjadi 27 persen.
Kepala BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru, S.E, M.PH, Selasa 28 September 2021, mengatakan, kekurangan gizi yang dialami anak-anak menyebabkan pertumbuhan menjadi tidak baik dan anak akan menjadi bodoh.
"Kalau guru jelaskan dia tidak tangkap, ngantuk, itu cirinya begitu. Mahasiswa saya ngajar kebanyakan mengantuk-mengantuk itu berarti dari kecil dan dalam kandungan itu kurang gizi. Otaknya tidak sempurna," katanya.
Dengan program cegah stunting melalui Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) yang dihadirkan BKKBN pusat, bisa membantu mencegah stunting dan otak anak NTT bisa sama seperti masyarakat di negara Israel.
Baca juga: Pemprov NTT Kerja Sama Dengan Unwira Kupang, Ini Pesan Gubernur NTT
Dia berharap 10-30 tahun kedepan, harus sama dengan otak anak Israel. Sebab, negara itu sangat maju meski negara itu tergolong kecil. Hal ini mendorong dirinya untuk bisa diterapkan di NTT.
Elsimil dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencanangkan program cegah kehamilan yang tidak siap menikah. Dengan begini, stunting pun bisa dicegah.
Marianus Mau Kuru, mengatakan, kondisi ini didasari pada masalah kemisikinan, penyakit hiburan, juga masalah stunting yang masih tinggi. Masalah ini yang menyebabkan angka stunting juga semakin parah.
Dia menjelaskan, untuk mencegah angka stunting, pasangan yang punya penyakit anemia untuk tidak menikah sebelum penyakit ini disembuhkan.
Dia menyebut, akibat penyakit itu, asupan gizi bayi yang diberikan oleh ibunya akan terganggu dan menyebabkan stunting.
Disisi lain, jika pasangan yang hendak menikah itu tergolong sangat muda, juga menyebabkan angka stunting meningkat. Alat reproduksi pasangan tidak bekerja optimal akibat umur pasangan.
Baca juga: Pemprov NTT Merevisi Pendapatan Turun Sebesar 6,4%, Implikasi dan Solusinya
"Tidak boleh melakukan hubungan seksual ketika masih sangat muda. Apa yang terjadi, pada 5-10 tahun kedepan akan terjadi kanker rahim, apalagi kalau sudah stadium tiga itu kita tidak bisa buat apa-apa," katanya.
Sehingga dengan hadirnya elsimil ini, pasangan akan diberikan pelatihan dan pembekalan dengan materi kesehatan reproduksi. Anemia dan kekurangan energi premis dilarang bagi perempuan untuk hamil.
Dia menerangkan, pasangan siap nikah di NTT untuk mempersiapkan diri secara matang. Maka, elsimil ini bisa memberikan solusi mengurangi angka stunting di NTT.
