Pemanfaatan PLTS Dalam Dunia Kelautan Perikanan di NTT

Penerangan dalam sebuah kapal sangat penting. Tanpa adanya penerangan, jalannya operasi pusat listrik akan terganggu

Editor: Gordy Donofan
zoom-inlihat foto Pemanfaatan PLTS Dalam Dunia Kelautan Perikanan di NTT
DOK POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Panel surya atau PV adalah komponen dari PLTS yang berfungsi untuk mengubah sinar Matahari menjadi energi listrik. Di Indonesia sudah terdapat beberapa perusahaan yang dapat memproduksi panel surya, antara lain PT. LEN, PT. Adyawinsa Electrical & Power, PT. Surya Utama Putra, PT. Swadaya Prima Utama, PT. Azet Lestari, PT. Wijaya Karya Industri Energi, PT. Jembo Energindo, PT. Sky Energy Indonesia, PT. Sankeindo, PT. Canadian Solar Indonesia, PT. Skytech Indonesia (Putri, 2017).

Beberapa diantaranya, sudah melakukan ekspor ke berbagai negara. Dari sisi bahan baku Indonesia memiliki bahan silica yang melimpah yang merupakan komponen penting dalam pembuatan panel surya. Pemerintah pusat juga telah menyatakan kesiapan untuk mendukung pembangunan pabrik sel dan panel surya untuk dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan dalam negeri. Sedangkan untuk kapasitas keluaran dan spesifikasi teknisnya sudah tersedia dari ukuran 5 Wp -280 Wp di pasar nasional Indonesia.

Baca juga: 76 Tahun Tanpa Listrik, Bupati Sikka Hadirkan PLTS di Pulau Palue, Simak Informasinya

Baterai merupakan komponen PLTS yang diperlukan untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya. Penggunaan baterai sebagai penyimpan energi dapat digunakan untuk menghidupkan peralatan listrik. Ketersediaan baterai secara nasional sudah tersedia dengan baik dari sisi kapasitas dan distribusi. Keberadaan ini didukung oleh aplikasi baterai yang sangat luas di berbagai bidang, namun harus tetap diperhatikan bahwa karakteristik baterai untuk PLTS berbeda.

Beberapa produk baterai yang tersedia di dalam negeri dan sering dipergunakan dalam PLTS antara lain Delkor, Fiamm, GS, Haze, Hitachi, Incoe, Leoch, Massiv, Mastervolt, Panasonic, PowerKingdom, Rita, Trojan, dan Yuasa. Dalam pengujian yang dilakukan sejak tahun 2006 sampai dengan 2008 oleh B2TE, ditemukan bahwa hampir 75 persen baterai yang diuji telah memenuhi persyaratan uji dan berhak untuk memperoleh uji standar.

Inverter adalah merupakan peralatan yang berfungsi untuk merubah tegangan arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Pada PLTS, inverter dihubungkan ke baterai yang memiliki sistem kerja DC, yang selanjutnya akan diubah menjadi tegangan AC 220V, 50 Hz. Tegangan keluaran ini disesuaikan dengan tegangan yang diharapkan, sehingga memudahkan dalam pengaplikasiannya di lapangan.

Penghantar atau kabel dan material mekanis lainnya yang diperlukan dalam PLTS sudah tersedia secara luas di Indonesia. Hal ini disebabkan Karena industri tersebut sudah baik dan mapan. Komponen pendukung lainnya seperti lampu LED, Lampu Hemat Energi, TV, dan peralatan elektronik lainnya baik yang menggunakan listrik AC atau DC sudah tersedia di pasaran Indonesia.

Laboratorium Komponen Sistem Fotovoltaik (LPKSF) merupakan salah satu laboratorium uji di lingkungan Balai Besar Teknologi Energi (B2TKE-BPPT), yang telah terakreditasi ISO/IEC 17025 melalui KAN sejak tahun 2004. Hingga saat ini LPKSF merupakan laboratorium yang berfungsi dalam menunjang kontrol kualitas produk komponen sistem fotovoltaik di Indonesia. Pelayanan uji ini meliputi: pengujian modul fotovoltaik, pengujian baterai, pengujian kontroler (BCR), pengujian lampu TL DC, pengujian inverter dan pengujian sistem PLTS. Berbagai komponen sistem Fotovoltaik yang biasa digunakan pada sistem pembangkit Fotovoltaik dapat diuji di B2TKE Serpong, Tangerang Selatan.

Baca juga: Kejati NTT Tangkap DPO Terpidana Korupsi PLTS Rote Ndao

Sesuai dengan Perpres no 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, dialokasikan untuk energi terbarukan di tahun 2025 penggunaan energi baru dan energi terbarukan lainnya khususnya biomassa, nuklir, tenaga air, tenaga surya dan tenaga angin menjadi lebih dari 5 persen. Dengan alokasi tersebut, maka akan diperlukan banyak sekali komponen sistem PLTS. Diperkirakan akan diperlukan sekitar 1500 MWp panel surya di tahun 2025.

Untuk antisipasinya mulai saat ini diperlukan persiapan untuk menyambut program tersebut. Perkembangan ini tidak lepas dari peranan distributor sebagai perantara antara produsen dan konsumen yang ingin memanfaatkan teknologi PLTS. Untuk pembelian komponen sistem PLTS saat ini sudah sangat mudah ditemui dan diperoleh, karena sudah banyak online shop (Tokopedia, Bukalapak, dll) yang memudahkan para konsumen untuk mencari keperluan tersebut.

Sel surya adalah sebuah alat konversi energi yang mengubah bentuk energi surya menjadi energi listrik. Energi yang dihasilkan oleh sel surya adalah yang paling ramah lingkungan, namun lahan instalasi yang diperlukan sangat luas. Selain itu, energi surya sangat tergantung pada besarnya intensitas sinar matahari sehingga kontinuitasnya menjadi masalah tersendiri. Dalam upaya untuk menjadikan energi surya sebagai pembangkit tenaga listrik, maka beberapa kelemahan tersebut harus diperbaiki, agar menghasilkan arus listrik yang kontinu dan ukuran yang seringkas mungkin.

Penggunaan listrik dengan menggunakan PLTS sebagai sumber penerangan memberikan beberapa dampak yang baik, seperti: peningkatan ekonomi, kesehatan, keamanan dan kenyamanan penggunanya. Oleh karena itu untuk sebuah kapal yang dulunya menggunakan generator sebagai sumber energi listriknya bisa menggunakan PLTS sebagai sumber energi penggantinya.

Saat ini banyak sekali permintaan kepada industri swasta nasional untuk menyediakan sistem PLTS oleh beberapa Departemen Teknis. Meningkatnya permintaan di Indonesia disebabkan adanya program pemerintah dalam melakukan diversifikasi suplai energi. Hal ini tentu saja akan sangat menjadi nilai positif untuk masyarakat nelayan sebagai salah bentuk keperdulian terhadap lingkungan, kesehatan dan perekonomian.

Penggunaan PLTS di NTT sangat memungkinkan diterapkan sebagai sumber energi listrik di dunia kelautan dan perikanan khususnya sebagai sumber energi listrik di atas kapal. Hal ini didukung oleh ketersediaan dari sistem PLTS itu sendiri di Indonesia.Penggunaan PLTS juga dapat memberikan dampak positif kepada para Nelayan, seperti peningkaatan kesehatan, ekonomi dan kelestarian lingkungan. (*).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved