Berita Kota Kupang Terkini

Mahasiswi Asal Alor Dicekal, Pegiat LSM Sebut Selfina Etidena Wajib Dapatkan Dua Hal

Mahasiswi Asal Alor Dicekal, Pegiat LSM Sebut Selfina Etidena Wajib Dapatkan Dua Hal

Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Fredrikus Royanto Bau
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Selfin Etidena, mahasiswa semester VII STT Galelea Indonesia - Yogyakarta, asal kabupaten Alor NTT, yang dicekal oleh petugas (Satgas) Nakertrans di bandara Internasional El Tari Kupang pada 4 Januari 2019. Foto diambil Kamis (10/1/2019) 

Mahasiswi Asal Alor Dicekal, Pegiat LSM Sebut Selfina Etidena Wajib Dapatkan Dua Hal

POS-KUPANG.COM - Peristiwa penangkapan dan penahanan Selfiana Etidena di Bandara Eltari Kupang beberapa saat lalu adalah kecerobohan petugas, dia wajib mendapat pemulihan dan ganti kerugian atas peristiwa tersebut.

Selanjutnya, perlu segera melakukan evaluasi menyeluruh atas kebijakan dan penerapan tugas Satgas Pencegahan Perdagangan Orang, yang dibentuk Pemerintah Provinsi NTT.

Agar dapat menyelesaikan masalah tanpa masalah.

Mahasiswi Alor Dicekal di Bandara El Tari Kupang, Ikatan Keluarga Alor Sebut Satgas Nakertrans Rasis

Heboh Mahasiswi Selingkuh dengan Dosen, Mahasiswi Ini Pilih Jadi Mucikari Prostitusi Online

Dosen Politani Kupang Selingkuh dengan Mahasiswinya, ini Sanksi yang Bakal Diterima Keduanya

Hal ini disampaikan Pegiat LSM dan Pemerhati masalah kemanusiaan, Yoseph Letfa saat menghubungi POS-KUPANG.COM, Sabtu (12/1/2019).

Menurut Yoseph, pada prinsipnya negara tidak bisa melarang seseorang untuk bermigrasi, negara justru bertugas memastikan seseorang dapat bermigrasi.

Warga negara mempunyai hak untuk berada di mana saja di wilayah NKRI dan bahkan bisa berada di luar negeri, dan semua itu jika sudah dipenuhi secara administratif.

Dan itu tugas aparat negara untuk melayani dan memastikan warganya sudah memenuhi hak hak kewarga negaraannya.

Sehingga kasus yang menimpa saudari Selfiana Etidena asal Alor itu, bisa dikategorikan kesalahan prosedur dan memenuhi unsur kriminal.

"Karena itu, saya meminta pihak Ombudsman RI, Rumah Perempuan, Komisi Perlindungan Anak dan Kepolisian dan aktivis HAM agar ikut mengadvokasi masalah ini agar tidak terulang lagi di kemudian hari terhadap orang lain," pungkas Yoseph.

Peternak Ayam Baumata Dapat Pelatihan dan Bimbingan Teknis

Tubuh Perempuan Diterkam Buaya Ditemukan, Pemandi Jenazah Sampai Syok Lihat Kondisinya

Nonton Live Streaming Brighton vs Liverpool Jam 21.30 WIB Malam Ini

Kronologi Lengkap Pencekalan Mahasiswi Asal Alor

Seperti diberitakan, seorang mahasiswi asal Alor, Selfina Etidena terpaksa tidak bisa kembali ke Yogyakarta karena dicekal oleh petugas (Satgas) Nakertrans di Bandara Internasional El Tari, Jumat (4/1/2019) lalu.

Ia diduga akan berangkat ke luar negeri sebagai tenaga kerja ilegal.

Padahal Selfin adalah mahasiswi semester VII STT Galelea Indonesia - Yogyakarta, asal Kabupaten Alor NTT. P

etugas menahannya karena ia tidak bisa menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) untuk ditunjukkan kepada petugas.

Selfina berangkat dari Bandara Mali Alor menuju Bandara Adi Sucipto Yogyakarta.

Untuk sampai ke Yogyakarta, pesawat Wings Air yang ditumpangi Selfina transit terlebih dahulu di Bandar Udara El Tari Kupang dan Bandara Juanda Surabaya. T

api ia harus menghadapi Satgas yang tidak mengijinkan ia berangkat.

Tidak hanya itu, ia juga ditelantarkan petugas usai pencekalan tersebut.

 Rising Star Indonesia, Cara Vote dan LIVE STREAMING RCTI Live Audition 3, Siapa Tersingkir?

 Namanya Disebut Polisi Terlibat Prostitusi Online, Simak 4 Fakta Riri Febrianti: Keturunan Pakistan

 Viral Video Jisoo BLACKPINK Berciuman dengan Member iKON, Intip Potret Cantik Jisoo di Atas Panggung

Kepada wartawan, Selfin membagikan kisah pencekalan yang ia alami saat transit di Bandara El Tari Kupang. S

aat hendak melakukan check in untuk penerbangan selanjutnya, Selfin dipanggil petugas dan diminta menunjukkan identitasnya.

Selfin ditanyai petugas hendak berangkat kemana. Ia menjawab kalau ia akan kembali ke Yogyakarta untuk urusan kuliah.

Ia kemudian dibawa ke Posko Satgas Human Traficking Nakertrans untuk diinterogasi. Selfin mengaku kalau dirinya adalah seorang mahasiswa dan menunjukkan identitas berupa KTP.

Tetapi petugas tetap tidak percaya dan tetap menaruh curiga remaja yang berperawakan kecil dan berkulit hitam itu.

 Fakta Terbaru Kasus Selingkuh Dosen Mahasiswi: Keluarga Dinafkahi 1,5 Juta per Bulan & Cabut Laporan

 Karyawan Salon di SoE ini Buang Bayinya Hingga Jadi Santapan Anjing, Ini Update Kasusnya

Ia berusaha menjelaskan kepada petugas jika ia benar mahasiswa yang baru selesai melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di kampung halamannya Alor sejak bulan Agustus 2018 lalu.

Namun usahanya sia-sia. Petugas tetap tidak percaya pada pengakuan Selfin.

Petugas pun memintanya membuktikan dengan menyerahkan kartu mahasiswa dan surat-surat kuliah. Selfin tidak bisa menunjukkan berkas tersebut karena surat-surat kuliahnya berada dalam bagasi.

Petugas pun memintanya berbicara dengan pihak kampus dan keluarga. 

Setelah tersambung melalui sambungan telepon, petugas tampaknya tetap enggan untuk berbicara dan membuktikan kebenaran pengakuan Selfin.

Mereka bahkan tetap menuduh remaja yatim itu berbohong dan hanya menggunakan modus murahan.

“Ketika petugas itu tersambung dengan ketua senat, ia bicara cepat dan telponnya segera dimatikan. Dia bilang ini modus, ini bohong, ketua senatnya kok bicara seperti bapak-bapak. Sama juga ketika telpon dengan mama, belum bicara banyak telponnya langsung dimatikan, terus mereka bilang 'kamu modus,kamu bohong, kamu bukan mahasiswa, kamu mau kerja',” cerita Selfin.

Selfin pun tak bisa berangkat karena ketika pesawatnya lepas landas, ia masih diinterogasi di Posko Satgas Nakertrans Bandara El Tari Kupang.

 Dua Finalis Putri Indonesia Dipecat Yayasan Putri Indonesia (YPI), Terlibat Protitusi Online?

 Fakta Menarik Si Imut dan Cantik Jisoo BLACKPINK, Ternyata Suka Hal Ini

 VIDEO: Finalis Puteri Indonesia Jambi 2016 Disebut terlibat Prostitusi Online, Ini Jawabannya.

“Mereka bilang kamu tak usah berangkat, tak jadi berangkat,” ujarnya.

Selfin pun kemudian menghubungi keluarganya di Kupang untuk ke bendara dan membantunya melobi agar ia bisa berangkat, namun hasilnya pun sia-sia.

Petugas meminta ia kembali menunjukkan kartu mahasiswa, dan ketika ia menunjukkan foto KTM yang dikirim oleh temannya melalui aplikasi WhatsApp, para petugas tetap tidak bergeming.

Kartu Tanda Mahasiswa milik Selfina
Kartu Tanda Mahasiswa milik Selfina (media sosial)

Mereka tetap tidak percaya dan menuduhnya hanya membuat modus.

Setelah peristiwa itu, pihak petugas tidak mengindahkan permohonan dan upaya yang dilakukan oleh mahasiswa itu dan keluarga.

Mereka akhirnya hanya bisa pulang tanpa ada kepastian.

Sementara kode bagasinya juga dirobek oleh para petugas.

Keesokan harinya, mereka kembali ke Bandara dan berupaya untuk melobi perjalanan, namun oleh pihak satgas diarahkan untuk bertemu pimpinan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT.

Pada Senin (7/1/2019) Selfin dan keluarganya mendatangi kantor Dinas Nakertrans Provinsi NTT.

Namun tidak diizinkan bertemu Plt Kepala Dinas dan Kepala Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan.

Mereka malah diarahkan untuk bertemu kembali petugas Satgas Human Traficking Nakertrans di Bandara El Tari.

Cegah Anak Di Bawah Umur

Satgaspam Bandara El Tari Kupang, mencekal 4 orang calon TKI asal SoE, dua di antaranya diketahui masih di bawah umur.

Pencekalan tersebut terjadi di counter Cek In Bandara El Tari Kupang, Sabtu (27/10/2018), pukul 13.20.

Saat diinterogasi oleh Satgaspam, salah seorang calon TKI, Milyati Pitay mengaku bahwa mereka berlima akan berangkat ke Denpasar dan bekerja di sana.

Kepada Satgaspam, Milyati mengatakan bahwa mereka diminta oleh Markus Tafetin, yang saat ini sedang bekerja di sebuah toko di Bali.

Saat menginterogasi, calon TKI, Yater Konay, mendapat telepon dari Jibrael Taebenu. Jibrael meminta agar dirinya berbicara dengan Satgaspam.

Kepada Satgaspam, Jibrael mengaku bahwa keempat calon TKI yang dicekal (Deki Tualaka, Yater Konay, Thomas Ola dan Milyaty Pitay) adalah saudara kandungnya.

Sesaat kemudian, kepada Satgaspam, Jabrael dengan keras berkata 'Basong tunggu e dua hari lagi' lalu mematikan handphone.

Satgaspam lalu menghubungi Anci Konay dan Dominggus Konay, paman dan bibi dari calon TKI, Yater Konay.

Kepada Satgaspam, Dominggus dan Anacy mengaku bahwa mereka sama sekali tidak mengenal siapa itu Jibrael Taebenu.

Setelah diinterogasi lebih dalam, diketahui bahwa Milyati Pitay lah yang merekrut tiga calon TKI lainya dan ia Milyati sendiri berangkat ke Bali untuk menjadi TKI bersama calon yang ia rekrut.

Volkes Nanis, SH., MH, saat dihubungi POS-KUPANG.COM, mengatakan, bahwa biaya keberangkatan keempat calon TKI tersebut dibiayai oleh Milyaty.

Usai diintegrasi, keempat calon TKI tersebut lalu diserahkan ke pihak Satgasnaker untuk mendapat pembinaan lebih lanjut.

Mereka lalu dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing. 

Selama Tahun 2018,Ada 1.376 TKI Ilegal Dicekal

Selama tahun 2018 , pihak Danlanud El Tari bersama satgas trafficking telah menggagalkan pengiriman calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal NTT sebanyak 1.376 orang. Pencekalan ini dilakukan di Bandara El Tari Kupang.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef A Nae Soi ketika memberi sambutan pada acara pergantian tahun di Alun-alun Rumah Jabatan ( Rujab) Gubernur NTT, Senin (31/12/2018) malam.

Josef dalam sambutannya mengatakan, Pemprov NTT menyampaikan apresiasi kepada pihak Danlanud El Tari yang telah menggagalkan 1.376 calon TKI atau Pekerja Migran Indonesia (PMI).

 Pemkab Kupang Siap Operasionalkan BLK untuk Calon TKI

 Jelang Akhir Tahun 2018, 104 TKI Sudah Dikembalikan ke NTT dalam Bentuk Jenazah

 Nakertrans Serahkan Sertifikat Akreditasi ke Dua BLKN agar Bisa Kirim TKI

"Kami beri apresiasi dan terima kasih kepada Danlanud yang telah menggagalkan pengiriman calon TKI asal NTT di Bandara El Tari. Apresiasi yang sama kami sampaikan kepada pak Danrem dan pak Danlantamal yang sudah mendukung pembangunan di NTT," kata Josef.

Dijelaskan, pemerintah NTT terus memperhatikan masalah TKI , karena itu ada kebijakan untuk melakukan moratorium TKI.

Pada kesempatan itu, Josef mengatakan, masyarakat NTT perlu mendukung program pemerintah serta secara bersama menenun kebersamaan dalam membangun NTT .

" Mari kita bangun NTT dengan bergerak cepat, berlari, bahkan loncat dalam menenun kebersamaan untuk menggapai harapan kita agar NTT bangkit menuju sejahtera," kata Josef.

Dijelaskan, selama tahun 2018, Pemerintah dan seluruh komponen masyarakat NTT telah berjuang dengan tugas dan peran masing-masing.

"Satu tahun itu sudah kita lewati dengan penuh kenangan suka duka , penuh keberhasilan dan penuh kegagalan. Mari Ita songsong tahun baru dengan penuh harapan untuk bangkit bersama dan sejahtera," katanya.

Dikatakan, di tahun 2018, api kemajuan telah dirajut bersama

"Kita telah menjelajahi rimba dan padang di tahun 2018, dalam hidup dan kehidupan .Kita juga telah berjuang dan memahami tugas kita masing-masing di tahun 2018," katanya.

Josef mengatakan, di tahun 2018, api kemajuan telah disulut, kebangkitan dan gelora pembangun NTT telah digulirkan pula, karena itu perlu kebersamaan untuk membangun NTT di tahun 2019 dengan harapan NTT bangkit dan NTT sejahtera. (*)

Laporan : Reporter POS-KUPANG.COM/Ryan Nong)Oby Lewanmeru

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved