Begini Cara Pasukan Khusus Anti Teroris Jerman Melawan Teroris yang Menyandera Pesawat Airbus.
Waktu itu dunia gempar, karena ada kelompok yang bisa menaklukkan teroris. Sejak itu tidak terdengar apa-apa lagi tentang kelompok elite Jerman itu.
Ini suatu kemenangan. Komandan Ulrich Wegener beserta anak buahnya pun dielu-elukan dan mendapat penghargaan tinggi.
Baca: Suriah dan ISIS Mulai Sepakat untuk Gencatan senjata
Sejak itu, tidak lagi pernah terdengar prestasi spektakuler pasukan khusus Pengawal Perbatasan Jerman itu. Apa yang dilakukan mereka di dalam barak yang berpengaman pagar kawat berduri dan kamera video di Hangelar, Bonn itu? Apakah pasukan itu masih akan tetap diperlukan?
Uwe Dee (44), yang sekarang memegang pimpinan pasukan itu, tenang-tenang saja mendengar pertanyaan itu. Dia menganggap, berkat anak buahnyalah, maka akhir-akhir ini mereka tidak lagi menghadapi aksi besar kaum teroris.
"Karena ada GSG-9, orang jadi ngeri untuk berbuat yang bukan-bukan," ujar Dee. Contohnya, dengan bangga dia menceritakan tentang reaksi pembajak Libanon.
Pada bulan Desember 1981, para pembajak berhasil menguasai pesawat Boeing 727 milik Libia dalam perjalanan menuju Zurich. Mereka memaksa pesawat itu untuk terbang ke Tripoli.
Setelah putar-putar beberapa hari, kapten pesawat waktu itu minta izin mengisi bahan bakar di Saudi Arabia. Para penculik menolak permintaan itu dengan alasan, GSG-9 berada di sana.
Baca: Bangun untuk Sahur, Pria ini Temukan Isterinya Sudah Tewas dan Ular King Kobra
Memang saat itu pasukan khusus dari Hangelar berada di Riyadh, untuk melatih kesatuan khusus Angkatan Perang dalam menangkis serangan teroris.
Terpaksa berlindung di bawah seprai
Kini salah satu dari 24 regu khusus Dee, yang terdiri atas lima orang harus dikirim ke Libanon. Kementerian Luar Negeri minta kepada Menteri Dalam Negeri Zimmermann, agar memberi perlindungan khusus bagi duta besar mereka di Beirut.
Mereka minta dua regu. "Itu tidak mungkin, kalau mau efektif." Dee sendiri sebenarnya tidak setuju dengan pengiriman itu. Tapi perintah tetap perintah.
"Kelima anggota regu yang bekerja secara kompak. itu pun berangkat!" Dengan paspor diplomatik dan persenjataan komplet, kelima anggota GSG-9 berangkat dalam misi rahasianya ke Timur Dekat. Sampai saat akhir pun istri mereka tidak diberi tahu tujuan mereka.
Ketekunan dan kesabaran merupakan syarat yang harus dimiliki setiap anggota GSG-9. Mereka juga dituntut bisa mengatasi stress, memiliki jiwa kerja sama antar anggota, kecepatan reaksi dan kemampuan berkonsentrasi.
Baca: Masuk Bulan Ramadan, Ashanty Bagi-bagi Hadiah Mewah Buat Asisten Rumah Tangganya!
Di- samping tes kesehatan, juga ada tes olahraga, tes menembak, inteligensi dan tes psikologi selama lima jam.
Penyaringan anggota anti teroris dipegang oteh psikolog polisi Wolfgang Salewski. Dalam ujian biasanya 70% peserta gugur. Yang diperlukan bukan tindakan wildwest, tetapi mentalitas baja.
Ini tampak dalam penangkapan dua tokoh teroris besar pada tanggal 11 November 1982 di dekat Offenbach, yang mengakibatkan berakhirnya "fraksi" tentara merah (RAF).