Bocah 12 Tahun Tewas Gantung Diri, Diduga Tak Berdaya Hadapi "Bully" Temannya di Sekolah
Bocah malang ini pertama kali ditemukan oleh sang ayah, Jefri Turangan (45) di dapur rumah mereka.
Dia meminta orang tua dan guru agar lebih memperhatikan dan mengawasi kondisi anak didiknya selama di sekolah. Bila perlu memberikan sanksi keras sebagai tata tertib murid di sekolah apabila terdapat bully di sekolah.
Tak beradya hadapi bully
Psikolog, Elis Ratnawati mengatakan bunuh diri yang dilakukan anak berumur 12 tahun karena korban 'bully' sudah tidak berdaya menghadapi pelaku bully.
Kurangnya dukungan psikologis bagi korban untuk mengatasi kondisi "bully" yang sedang dialami, baik dari keluarga maupun dari lingkungan, sehingga korban merasakan situasi yang kurang aman dan kurang nyaman di lingkungannya.
Korban mulai menarik diri dari lingkungan, seperti mengurung diri, tidak mau bicara dan banyak berdiam diri.
Cara mengatasi permasalahan yg dialami cenderung menghindar dan menarik diri.
Kemudian korban mulai mengalami suasana depresif, dengan situasi yang dialami perasaan gagal, tidak berguna menimbulkan ketidakberdayaan.
Baca: Begini Reaksi Pengunjung Saat Hakim Membebaskan Terdakwa Kasus Bank NTT
Satu di antara cara korban untuk menghadapi ini, yaitu dengan mengurangi perasaan 'sakit' yang dialami dengan mengakhiri hidup, agar berkurang rasa sakit yang dirasakan.
Sedangkan Bullying adalah tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang individu atau kelompok yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka, dengan maksud untuk membahayakan fisik, mental atau emosional melalui pelecehan dan penyerangan.
Orang tua sering tidak menyadari, anaknya menjadi korbanbullying di sekolah.
Bentuk yang paling umum dari bentuk penindasan/ bullying di sekolah adalah pelecehan verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama.
Jika tidak diperhatikan, bentuk penyalahgunaan ini dapat meningkat menjadi teror fisik seperti menendang, meronta-ronta dan bahkan pemerkosaan.
Mengapa Anak-anak melakukan bullying biasanya pelaku memulai bullying di sekolah pada usia muda, dengan melakukan teror pada anak laki-laki dan perempuan secara emosional atau intimidasi psikologis.
Baca: Sidang Aniaya Jaksa, Majelis Hakim PN Atambua Merasa Seolah-olah Penganiayaan Direncanakan
Anak mengganggu karena berbagai alasan.
Biasanya karena mencari perhatian dari teman sebaya dan orang tua mereka, atau juga karena merasa penting dan merasa memegang kendali.
Banyak juga bullying di sekolah dipacu karena meniru tindakan orang dewasa atau program televisi.
Sedangkan cara korban menghadapi pelaku bullying, sangatlah sederhana, yaitu jangan marah apapun yang dikatakan. (*)