Flores Timur Terkini

Jasa Bripka Ipong, Polisi Penyintas Berdikasi di Medan Erupsi Lewotobi Flores Timur

Cukup banyak momen saat Bripka Ipong membantu penyintas di pengungsian. Dari memikul bahan makanan korban erupsi hingga ikut membersihkan

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
PENGHARGAAN - Kapolres Flores Timur, AKBP Octorio Adhitya Putra, memberikan piaga penghargaan kepada Bripka Ipong Hadjon atas dedikasi luar biasa di medan erupsi Lewotobi Laki-laki, Senin (10/11/25). 

Ringkasan Berita:
  • Bripka Paulus Bura Hadjon, Bhabinkamtibmas di Kecamatan Ile Bura membantu penyintas di pengungsian di Gunung Lewotobi Laki-laki
  • Di balik kisahnya yang membantu dengan tulus hati, Bripka Ipong selalu menolak direkam apa lagi diwawancara wartawan

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Di balik peristiwa erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, ada cerita penuh dedikasi dari Bripka Paulus Bura Hadjon atau dikenal Ipong Hadjon.

Anggota Polsek Wulanggitang yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT, itu dikenal setia membantu sesama penyintas bencana di medan paling berisiko.

Bripka Ipong tinggal bersama istri dan tiga orang anaknya di Dusun Kemiri, Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang. Jarak rumahnya dengan pusat erupsi sekitar 6 kilometer.

Masuk dalam kawasan risiko bencana (KRB), rumah Ipong juga disasar material saat erupsi terjadi. Dia dan keluarganya kini mengungsi ke Hunian Sementara Desa Konga, Kecamatan Titehena.

Bripka Ipong dikenal sebagai anggota polisi yang punya loyalitas tinggi. Namanya terkenal di kalangan masyarakat penyintas, baik di Ile Bura maupun Wulanggitang, dua kecamatan terdampak parah.

Selain masyarakat akar rumput, ia juga dikenal baik oleh pejabat tinggi di lingkup Pemerintah Daerah Flores Timur.

Baca juga: Maju Mundur Huntap Penyintas Lewotobi di Flores Timur, Lokasi Noboleto Terancam Batal

Cukup banyak momen saat Bripka Ipong membantu penyintas di pengungsian. Dari memikul bahan makanan korban erupsi hingga ikut membersihkan akses jalan putus akibat banjir lahar Gunung Lewotobi.

Tak hanya pada satu titik, ia juga zig-zag ke lokasi rawan banjir di beberapa desa, melihat kondisi warga dan dampak untuk dilaporkan ke para pihak berwenang.

Jika kebutuhan penyintas belum terpenuhi, ia menjadi anggota polisi terdepan yang bergerak ke pengungsian dengan mengendarai sepeda motor tua, Suzuki Thunder.

Kadang kala ia mengendarai sepeda motor roda tiga ketika membantu mendistribusikan makanan dan air ke warga yang tinggal secara mandiri maupun terpusat.

Di balik kisahnya yang membantu dengan tulus hati, Bripka Ipong selalu menolak direkam apa lagi diwawancara wartawan.

Padahal, di awal-awal peristiwa erupsi dan sebagia besar warga mengungsi di Desa Boru, rumah Bripka Ipong dijadikan basecamp untuk sejumlah jurnalis dari berbagai penjuru di NTT. Ada TV nasional, koran nasional, hingga media online dan cetak ternama di NTT.

Saking tak mau masuk dalam video wartawan, Bripka Ipong bahkan mengambil jarak. Dia tak ingin menampakkan wajahnya, apa lagi ketika bekerja.

Bahkan, suatu momen, Bripka Ipong meminta agar segala aktivitasnya jangan direkam. Dia tak ingin viral dengan memanfaatkan situasi bencana. Yang ia lakukan semata-mata demi misi kemanusiaan bagi sesama.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved