Breaking News

Anker

Energi Berkeadilan, Asa Pamungkas Anak Perbatasan Merajut Mimpi di Bawah Pijar Bola Lampu 

Instalasi listrik di dusun terpencil ini menjadi sejarah baru sejak nenek moyang masyarakat Desa Tes pertama kali berdomisili di wilayah itu.

|
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON 
PIJAR LAMPU - Siswi SDN Tes, Olivia Kolo sedang belajar di bawah pijar bola lampu di ruang tamu rumah mereka, Senin, 27 Oktober 2025. 

Habiskan Biaya 20.000 untuk Cas Handphone 

Ibu dari Olivia, Welmince Tuke (39) menjelaskan, sebelum listrik masuk ke dusun itu, masyarakat setempat sangat kesulitan dalam berbagai aspek. Mereka menghabiskan biaya transportasi sebesar Rp. 20.000 untuk pergi ke wilayah RT IV, RT V dan RT VI hanya untuk mengecas handphone.

Mirisnya, biaya transportasi yang gemuk tersebut disebabkan oleh kondisi jalan yang sangat rusak. Biaya transportasi ini mencakup biaya pulang pergi.

"Tidak ada biaya cas handphone karena mereka cas HP di keluarga," ungkapnya.

Sementara itu, alat elektronik lainnya tidak bisa mereka gunakan. Karena ketiadaan aliran listrik ke wilayah mereka.

"Jangankan kulkas dan televisi, radio saja kami tidak dengar," ujarnya.

Tidak hanya itu, proses pembelajaran di sekolah juga tidak menggunakan alat elektronik. Di wilayah Kampung Lama Dusun 1, terdapat fasilitas umum Sekolah Dasar Negeri Tes di dusun itu.

Pegawai PLN ULP Kefamenanu saat melakukan perbaikan instalasi listrik
PERBAIKAN - Pegawai PLN ULP Kefamenanu saat melakukan perbaikan instalasi listrik menuju wilayah Kampung Lama, Dusun 1, Desa Tes, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten TTU, NTT 

Instalasi Listrik dan Meteran dari PLN

Welmince menyebut mereka sangat bersyukur dengan kehadiran listrik di dusun itu. Selama ini mereka selalu bermimpi untuk mendapatkan penerangan yang sama dengan masyarakat di wilayah lain. Mimpi itu akhirnya terwujud berkat kehadiran instalasi listrik di wilayah tersebut. 

Ia menuturkan, suaminya pergi merantau sejak 10 tahun lalu di Pulau Kalimantan. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi mereka yang sangat sulit.

Masyarakat setempat mayoritas bermatapencaharian sebagai petani. Mereka hanya berharap dari komoditas pertanian seperti padi dan jagung serta peternakan.

Kondisi ekonomi yang sulit menyebabkan masyarakat setempat khususnya keluarga Welmince hanya mampu menjangkau biaya untuk meteran dengan kapasitas daya 450 Volt-Ampere (VA).

Ia mengaku bersyukur bisa mendapatkan fasilitas instalasi listrik dari PLN. Instalasi listrik di dusun terpencil ini menjadi sejarah baru sejak nenek moyang masyarakat Desa Tes pertama kali berdomisili di wilayah itu.

Listrik Masuk Dusun 1, Sejarah Baru Masyarakat Wilayah Perbatasan 

Kepala Desa Tes, Hendrikus Siki sibuk menandatangani beberapa dokumen milik masyarakat, saat ditemui Selasa, 28 Oktober 2025. Hendrikus baru terpilih menjadi pemimpin di desa itu dalam perhelatan Pilkades serentak tahun 2023 lalu.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved