TTU Terkini

Ruang Digital Ramah Anak, Asa Siswa SMK di Perbatasan RI-RDTL Merajut Mimpi dari Layar Laptop

Sebanyak 4 orang siswa SMK Negeri Oeolo menghabiskan waktu selama sepekan untuk menyelesaikan proses konversi ini. Mereka mengaku bersyukur

|
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Siswa SMK Negeri Oeolo saat melakukan percobaan terhadap sepeda motor listrik yang sudah dikonversi, Jumat, 1 Agustus 2025. 

Arnoldus juga mengaku bersyukur pernah terlibat dalam pameran skala nasional di beberapa tempat. Pengalaman ini menjadi bekal berharga mewujudkan puing-puing mimpi yang cukup absurd di kalangan masyarakat.

Baginya, tidak ada yang mustahil di tengah kesempatan besar yang dianugerahkan di era keterbukaan informasi. Meskipun demikian, keterbukaan informasi dan edukasi di media sosial ini wajib dimanfaatkan untuk hal positif.

Konversi Mobil Listrik 

Guru Jurusan TBSM SMK Negeri Oeolo, Rodi Leokuna, S. Pd sedari tadi memperhatikan gerak-gerik siswa TBSM menuntaskan proses konversi. Alumni Universitas Nusa Cendana Kupang ini mengaku telah mengabdikan diri di sekolah itu selama 10 tahun. Pad tahun 2025 ini, ia telah dinyatakan lulus seleksi dan akan menerima SK PPPK dalam waktu dekat.

Proses pembelajaran di jurusan TBSM, SMK Negeri Oeolo berdasarkan pada kurikulum pendidikan saat ini. Meskipun demikian, mereka juga menggali sejumlah referensi dari media digital secara khusus, YouTube dan TikTok untuk kegiatan praktek di sekolah.

Langkah tersebut disesuaikan dengan kondisi daerah di perbatasan yang serba terbatas. Pada tahun 2014 jurusan TBSM resmi dibuka di SMK Negeri Oeolo.

Meskipun terbilang masih seumur jagung namun, sekolah ini telah menghasilkan banyak karya dan inovasi yang tidak kalah jika dibandingkan dengan sekolah di wilayah lain. Mereka merancang engine stand demi memudahkan proses belajar siswa di jurusan itu.

Saat ini, Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif merencanakan beberapa inovasi termasuk melakukan konversi mobil listrik. Inovasi tersebut belum dituntaskan karena terkendala biaya. Biaya konversi mobil listrik ini mencapai ratusan juta.

Para siswa-siswi di sekolah tersebut terus didorong untuk untuk menghasilkan inovasi. Inovasi-inovasi ini dilakukan untuk membuktikan bahwa ada harapan dan kreativitas yang lahir dari perbatasan RI-RDTL.

Walaupun terkendala biaya, guru dan siswa di sekolah itu tetap bertekad menuntaskan langkah konversi mobil listrik yang telah dimulai. 

Memanfaatkan Ruang Digital

Rodi menuturkan, guru di SMK Negeri Oeolo mendorong para siswa memanfaatkan ruang digital untuk proses belajar mengajar. Digitalisasi telah membuka peluang kepada semua orang untuk belajar secara otodidak.

Para guru di sekolah ini, melihat ruang digital sebagai peluang untuk proses belajar. Kendati demikian, siswa-siswi didorong memanfaatkan ruang digital secara positif.

Mereka bersyukur, digitalisasi telah memberikan mereka ruang untuk belajar banyak hal tanpa kesulitan. Ruang digital telah memberikan mereka kesempatan lebih luas mengenal lebih banyak hal.

Motivasi demi motivasi diberikan kepada siswa-siswi agar memanfaatkan ruang digital untuk hal-hal positif. Ia berharap, para siswa bisa menghasilkan karya lebih dari yang mereka pelajari di sekolah.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved