Kota Kupang Terkini
RSKD Jiwa Naimata Peringati HKJS, Fokus Layanan Kesehatan Mental dalam Bencana dan Kedaruratan
Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Jiwa Naimata Kupang memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) 2025 yang jatuh pada 10 Oktober.
Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Apolonia Matilde Dhiu
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Jiwa Naimata Kupang memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) 2025 yang jatuh pada 10 Oktober. Kegiatan ini mengusung tema “Akses ke Layanan Kesehatan Mental dalam Bencana dan Keadaan Darurat.”
Tema ini menyoroti pentingnya kesiapan layanan kesehatan jiwa dalam menghadapi situasi darurat seperti bencana alam, konflik, maupun krisis sosial.
Disaksikan Pos Kupang, Jumat (10/10/2025), perayaan puncak HKJS berlangsung sederhana namun tetap meriah. Acara ditandai dengan pemotongan tumpeng ulang tahun oleh Direktur RSKD Jiwa Naimata, dr. Aletha D Pian, MPH. Hadir para utusan dari instansi dan lembaga mitra, para kepala seksi dan bidang, serta ratusan pegawai rumah sakit tersebut.
Hadir pula Lurah Liliba, Viktor A Makoni, S.Sos, dan Lurah Naimata, Hendrikus Banunaek, SH.
Dr. Aletha mengatakan, sebagai rumah sakit rujukan bidang kesehatan jiwa di Provinsi Nusa Tenggara Timur, RSKD Jiwa Naimata memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan mental yang tangguh, responsif, dan adaptif terhadap keadaan darurat.
Ia menegaskan bahwa kesehatan mental merupakan aspek yang tak terpisahkan dari kesehatan secara keseluruhan. “Bencana dan keadaan darurat bukan hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga luka psikologis yang mendalam. Karena itu, akses terhadap layanan kesehatan jiwa menjadi sangat penting bagi korban bencana maupun tenaga medis yang terlibat di lapangan,” ujarnya.
Data RSKD Jiwa Naimata menunjukkan bahwa pada tahun 2024 terdapat 11.967 pasien yang mencari layanan kesehatan jiwa, termasuk 142 pasien korban perang saudara Afghanistan yang dirujuk oleh IOM sepanjang 2023–2025. Angka ini menjadi pengingat bahwa dampak psikologis dari konflik dan bencana membutuhkan perhatian dan penanganan serius.
Ia menyerukan, kolaborasi lintas sektor dan lintas profesi untuk memperkuat akses layanan kesehatan jiwa yang inklusif, merata, dan tanggap terhadap situasi darurat. “Mari kita jadikan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia sebagai momentum memperkuat komitmen bersama dalam membangun masyarakat yang sehat jiwa dan raga,” tutup panitia. (nia)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.