TTU Terkini

Ruang Digital Ramah Anak, Asa Siswa SMK di Perbatasan RI-RDTL Merajut Mimpi dari Layar Laptop

Sebanyak 4 orang siswa SMK Negeri Oeolo menghabiskan waktu selama sepekan untuk menyelesaikan proses konversi ini. Mereka mengaku bersyukur

|
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Siswa SMK Negeri Oeolo saat melakukan percobaan terhadap sepeda motor listrik yang sudah dikonversi, Jumat, 1 Agustus 2025. 

Mereka berdomisili di RT 016, RW 08, Dusun E, Desa Oeolo. Arnoldus merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara.

Ia mengaku pertama kali tertarik dengan dunia teknik otomotif karena sering memperhatikan mobil pikap milik ayahnya. Beberapa kali terjadi kendala pada mesin mobil tersebut menyebabkan mereka harus memarkirkan kendaraan pribadi ini di bengkel.

Biaya yang dihabiskan dari perbaikan mobil itu tidak sedikit. Kondisi ini mendorong Arnoldus memutuskan untuk mendaftarkan diri dan mengenyam pendidikan di SMK Negeri Oeolo

Sejak mengenyam pendidikan di sekolah itu, ia mengaku memperoleh banyak ilmu pengetahuan. Hal ini berkat dukungan dan pembelajaran dari para guru.

Konversi Sepeda Motor Berbahan Bakar Minyak (BBM) ke Sepeda Motor Listrik

Arnoldus Bani menjelaskan, pekerjaan yang dilakukan saat itu adalah melaksanakan proses konversi sepeda motor berbahan bakar minyak ke listrik. Selama melakukan konversi sepeda motor bahan bakar ke listrik, mereka didampingi dua orang gurunya.

Bagi Arnold, konversi sepeda motor BBM ke listrik ini merupakan pengalaman pertama sejak mengenyam pendidikan di sekolah itu. Selama ini, mereka mempelajari banyak hal namun, konversi sepeda motor ini merupakan pekerjaan besar yang pertama kali dilaksanakan.

Arnoldus mengaku cukup kesulitan pertama kali terlibat konversi sepeda motor listrik. Meskipun demikian, siswa dipermudah dengan video tutorial di aplikasi YouTube dan TikTok yang diajarkan guru mereka.

Kepala Sekolah SMK Negeri Oeolo, Max N. J. Ninef, S. Pd (kanan)
Kepala Sekolah SMK Negeri Oeolo, Max N. J. Ninef, S. Pd (kanan) saat ditemui, Selasa, 7 Oktober 2025

Para guru di SMK Negeri Oeolo, selalu mendorong dan memotivasi siswa-siswi agar selalu menggunakan ruang digital untuk hal-hal positif seperti belajar tentang teknik otomotif dan sepeda motor. Di SMK Negeri Oeolo, ruang digital selama ini dimanfaatkan sebagai salah satu sarana pembelajaran.

Selain konversi sepeda motor, mereka juga mengerjakan kompor dengan bahan bakar oli bekas dan juga mesin pencacah pakan ternak. Mesin pencacah pakan ternak ini digerakkan oleh tenaga listrik.

Bermimpi Jadi Montir Hebat dan Persepsi Positif Tentang Ruang Digital

Di tengah keterbatasan fasilitas di wilayah perbatasan dan ekonomi yang tidak menentu, Arnoldus tidak pernah segan untuk bermimpi. Pria kelahiran tahun 2009 ini mengaku memiliki cita-cita menjadi seorang montir hebat.

Selain bertujuan untuk merawat satu unit kendaraan milik ayahnya, Arnoldus bertekad membentuk paradigma baru tentang kualitas anak-anak dari perbatasan. Hal ini hanya bisa diwujudkan dengan belajar dan tekad yang kuat.

Ia mengaku menghabiskan waktu luang di rumah untuk belajar dan menonton tutorial perbaikan mesin dengan handphone milik ayahnya. Kebiasaan positif ini mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya.

"Keterbatasan ekonomi tidak menjadi penghalang untuk saya bermimpi. Saya tidak punya handphone tapi pinjam bapa punya kalau mau pakai untuk belajar di rumah," ucapnya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved