NTT Terkini
Biro Organisasi Setda NTT Gelar Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
Koin Yanlik Berdasi tahun ini diikuti 80 peserta dari beragam unit, mulai dari perangkat daerah provinsi hingga sekolah.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Biro Organisasi Setda NTT menggelar Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Berdasarkan Kategori dan Terintegrasi atau Koin Yanlik Berdasi.
Ajang tahunan itu resmi memasuki tahap penyisihan setelah menarik antusiasme peserta dari berbagai perangkat daerah hingga sekolah-sekolah di seluruh wilayah NTT.
Kepala Biro Organisasi Setda NTT, Djoese S.M. Nai Buti, menyebut kompetisi tahun ini mengadopsi kerangka inovasi Government Goal (IGA), yang dirancang untuk memacu kreativitas dan efektivitas inovasi publik yang terukur, menantang, serta berpotensi direplikasi.
Koin Yanlik Berdasi tahun ini diikuti 80 peserta dari beragam unit, mulai dari perangkat daerah provinsi, perangkat daerah kabupaten/kota, UPTD, kelurahan/desa, hingga sekolah dasar, hingga sekolah menengah.
Baca juga: Pemprov NTT Kembali Selenggarakan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, Ini Tujuannya
“Pendaftaran dibuka sejak 14 hingga 31 Oktober 2025. Hingga penutupan, total peserta mencapai 80. Setelah proses verifikasi tahap pertama, 12 peserta dinyatakan gugur karena berkas proposal tidak lengkap serta masa implementasi inovasinya kurang dari satu tahun,” ungkap Djoese, Jumat (21/11/2025).
Untuk menjaga integritas dan objektivitas kompetisi, Biro Organisasi melibatkan tim juri independen yang terdiri dari unsur akademisi dan lembaga pengawas layanan publik.
Para juri berasal dari Universitas Nusa Cendana (Undana), Universitas Katolik Widya Mandira (Unika), Universitas Muhammadiyah Kupang, serta Kepala Perwakilan Ombudsman RI NTT. Selain itu, perwakilan media massa dari Harian Umum Pos Kupang turut dilibatkan.
Djoese menegaskan, penilaian tidak hanya mempertimbangkan kebaruan ide, tetapi juga dampak inovasi, peluang replikasi, strategi keberlanjutan, hingga tingkat komitmen pimpinan organisasi.
“Yang kita cari bukan sekadar ide bagus, tapi inovasi yang terbukti membawa perubahan, dapat diterapkan di tempat lain, dan punya komitmen kuat untuk terus berjalan,” ujarnya.
Salah satu ciri khas kompetisi ini adalah keterlibatan langsung para kepala daerah. Inovasi dari kabupaten/kota yang lolos ke babak final wajib dipresentasikan langsung oleh bupati atau wali kota pada tahap penilaian provinsi yang dijadwalkan berlangsung pada bulan Desember 2025 mendatang.
Menurut Djoese, mekanisme ini bukan hanya formalitas, melainkan strategi untuk memastikan bahwa inovasi benar-benar mendapat dukungan penuh dari pimpinan daerah.
“Ini bagian dari upaya membangun budaya kepemimpinan yang mendorong inovasi sebagai bagian dari tata kelola pemerintahan yang modern,” tambahnya.
Koin Yanlik Berdasi menjadi instrumen penting dalam mempercepat transformasi pelayanan publik dan meningkatkan daya saing daerah.
Djoese menekankan, kompetisi ini tidak berhenti pada tahap penilaian saja, tetapi juga menjadi wadah diseminasi praktik baik agar dapat diadopsi oleh daerah lain.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Penjelasan-Kepala-Biro-Organisasi-Setda-NTT-Djoese-SM-Nai-Buti-tentang-Koin-Yanlik-Berdasi.jpg)