NTT Terkini

Pemprov NTT Kembali Selenggarakan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, Ini Tujuannya

Kompetisi ini digelar untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik serta mendorong lahirnya ekosistem inovasi yang berkelanjutan

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO-Biro Organisasi Setda Provinsi NTT 
PRESENTASE - Kepala Biro Organisasi Setda Provinsi NTT, Djoese Nai Buti saat mempresentasekan Koin Yalik Berdasi Tahun 2025 di Kantor Gubernur NTT, Jumat (31/10/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Pemerintah Provinsi NTT melalui Biro Organisasi kembali menyelenggarakan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik.
  • Kompetisi diperlukan untuk menguji tingkat kematangan inovasi tersebut, terutama yang berkaitan dengan pelayanan publik.
  • Kompetisi ini juga memiliki misi jangka panjang yakni meningkatkan posisi NTT dalam penilaian IGA nasional.

 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria Selfiani Baki Wukak 

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Pemerintah Provinsi NTT melalui Biro Organisasi kembali menyelenggarakan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang akan diselenggarakan tahun 2025 ini.

Penyelenggaraan kali ini dengan format baru yakni Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik B Berdasarkan kategori dan T Terintegrasi dengan Innovative Goverment Award (IGA) atau disingkat KOIN YANLIK BERDASI untuk tahun 2025.

Kompetisi ini digelar untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik serta mendorong lahirnya ekosistem inovasi yang berkelanjutan di tingkat provinsi maupun kabupaten atau kota. 

Kepala Biro Organisasi Setda Provinsi NTT, Djoese Nai Buti, menjelaskan bahwa kompetisi ini telah dilaksanakan sejak tahun 2022 dan didorong oleh kewajiban perangkat daerah menghasilkan minimal lima inovasi setiap tahun. 

Kehadiran kompetisi diperlukan untuk menguji tingkat kematangan inovasi tersebut, terutama yang berkaitan dengan pelayanan publik. 

Baca juga: Pemprov NTT Gelar Pemberian Penghargaan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2024

“Kompetisi ini bukan hanya sekadar lomba. Tujuannya untuk melihat sejauh mana inovasi yang dihasilkan benar-benar diterapkan, berdampak, dan siap bersaing hingga ke tingkat nasional,” ungkap Djoese.

Tahun ini, kompetisi mulai menerapkan pengelompokan berdasarkan kategori, yaitu antar-perangkat daerah provinsi, antar-organisasi perangkat daerah kabupaten/kota, UPT, kecamatan, kelurahan, hingga sekolah. 

Dengan format baru ini, kompetisi menjadi lebih adil dan kompetitif karena peserta berkompetisi dengan instansi dalam kategori yang sama. 

Selain itu, inovasi yang lolos dalam kompetisi tingkat provinsi tidak berhenti sampai proses penilaian lokal.

Pemerintah akan melakukan pendampingan lanjutan (inkubasi inovasi) selama beberapa bulan sebelum inovasi tersebut diikutsertakan dalam kompetisi tingkat nasional Innovative Government Award (IGA). 

Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan tingkat kematangan inovasi, yang selama ini menjadi kendala utama NTT dalam bersaing di tingkat nasional. 

Baca juga: GARUGIWA IN-LINE Dukcapil Ende Masuk Nominasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Nasional 2023

“Selama ini banyak inovasi bagus, tetapi gagal di tingkat nasional karena kurang bukti dukung, dokumentasi, dan durasi implementasi. Jadi tahun ini kita dampingi sampai mereka siap,” ujar Djoese.

Proses penjurian kompetisi dilakukan secara berlapis, dimulai dari seleksi administrasi hingga penilaian oleh tim juri independen yang terdiri dari akademisi, Ombudsman, media, dan unsur pemerintah. 
Presentasi final bahkan dapat dihadiri langsung oleh kepala daerah, dan tingkat keterlibatan pimpinan akan menjadi salah satu variabel penilaian. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved