Liputan khusus
LIPSUS: Prada Lucky Teriak Kesakitan, Dipukul dengan Selang dan Tangan
Kasus kematian Prada Lucky, prajurit Yonif 834/MW yang tewas akibat dugaan penganiayaan oleh sesama anggota TNI
Dalam persidangan tersebut juga dihadirkan saksi Prada Richard Junimton Bulan yang juga menjadi korban penganiayaan dalam peristiwa tersebut. “Saya dan almarhum dipukul, dicambuk, dan diinterogasi dini hari,” ujarnya.
Prada Richard menceritakan, pada malam 27 Juli 2025, sekitar pukul 00.18 Wita, dirinya menerima telepon dari Sertu Andre Manoklory. “Saya ditelpon sekitar jam 00.18. Dia tanya, ‘ada masalah apa?’ Setelah itu saya dipanggil ke ruangan staf intel. Saya datang bersama almarhum (Prada Lucky),” ujar Richard.
Setibanya di ruangan staf intel, Richard dan Lucky dijemput anggota dan dibawa ke ruangan sebelah ruangan intel. Di sanalah, menurut kesaksiannya, penganiayaan mulai terjadi. “Almarhum dipukul oleh Dansi, Sertu Thomas Awi, dua kali pakai tangan dan sandal ke arah pipinya,” ungkap Richard.
Ia menambahkan bahwa keduanya sempat diinterogasi oleh Dansi Intel di ruang staf personel (staf pers). Saat itu, mereka tidak dipukul, tetapi setelah berpindah ke ruangan staf 1, keduanya kembali menjadi sasaran kekerasan.
“Di staf 1 kami dicambuk oleh provost menggunakan kabel, dicambuk ke punggung berulang kali, lebih dari sepuluh kali. Almarhum hanya meringis saat dicambuk,” ujar Richard.
“Dia menjerit. Bilang ibu saya tidak pernah pukul saya seperti ini,” ujar Prada Richard. Seraya menambahkan, bahwa penganiayaan terus berlangsung hingga dini hari. Dia dan Prada Lucky dipukul secara bergantian oleh sejumlah anggota, termasuk Sertu Andre dan Pratu Emanuel, yang disebut memukul mereka menggunakan selang.
“Pratu Emanuel pukul saya tiga kali dan pukul almarhum dua kali pakai selang. Waktu itu kami dipukul dari jam satu sampai jam dua tiga puluh dini hari,” tutur Richard.
Suasana ruang sidang mendadak hening ketika saksi mengisahkan kalimat terakhir yang sempat ia dengar dari almarhum Prada Lucky. “Saya dengar dia teriak, ‘Ibu saya tidak pernah pukul saya seperti ini,’” ungkap Richard.
Menurutnya, sekitar 30 menit suara teriakan kesakitan almarhum terus terdengar. Setelah itu, kondisi Prada Lucky mulai lemah dengan bibir, dada, dan paha yang lembam akibat pukulan.
Dalam kesaksiannya, Prada Richard juga menyebutkan bahwa saat kejadian, terdakwa Lettu Inf Ahmad Faisal tidak melakukan pemukulan, tetapi melihat kejadian tanpa melakukan tindakan apa pun.
“Terdakwa hanya duduk dan melihat. Di situ juga ada Letnan Satu Ikrar Bakti, Letnan Satu Rahmat, dan Letnan Dua Toriq. Mereka semua cuma melihat sampai jam sebelas malam,” jelasnya.
Richard menambahkan bahwa selama di ruangan staf intel, ia dan Prada Lucky juga dipukul oleh beberapa prajurit berpangkat Pratu dan Serda.
Tangis Ibu Pecah
Suasana ruang sidang mendadak hening saat saksi ke-6, Sepriana Paulina Mirpey—ibunda dari almarhum Prada Lucky duduk di kursi saksi. Dengan suara bergetar dan air mata yang tak henti mengalir, ia menceritakan kembali kondisi sang anak sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir pada 6 Agustus 2025.
Dalam kesaksiannya saksi Sepriana mengisahkan bahwa pada 26 Juli 2025, Prada Lucky sempat pulang dengan izin bermalam (IB) dan berkunjung ke rumah ibu angkatnya, Iren. Saat itu, sang ibu mendapati luka-luka di tubuh anaknya.
“Dia tunjuk luka, saya kaget. Mama angkatnya sedang gosok minyak di luka itu. Mama angkatnya sempat arahkan kamera ke luka cambuk, Lucky bilang, ‘Saya dicambuk Dansi Intel’,” tutur Sepriana lirih.
Saksi melanjutkan, beberapa hari setelah itu kondisi Prada Lucky terus menurun hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit. Ia pun berangkat dari Kupang menuju rumah sakit tempat putranya dirawat.
Sidang Kasus Prada Lucky
POS-KUPANG.COM
Pengadilan Militer III-15 Kupang
Lipsus
Eksklusif
Meaningful
| LIPSUS: OPD Kelola Dana Rp 15 Juta Setahun, Efek Pemangkasan Dana TKD |
|
|---|
| LIPSUS: Oknum Polisi Aniaya Warga Hingga Tewas , Sama-sama Mabuk di Acara Keluarga |
|
|---|
| LIPSUS: Saksi Prada Richard Boelan Menangis Disuruh Terdakwa Lakukan Tindakan Tidak Senonoh |
|
|---|
| LIPSUS: Prada Lucky dan Richard Disiksa Berkali-kali, Bagian Sensitif Diolesi Cabai |
|
|---|
| LIPSUS: Petani Terima Kasih ke Prabowo, Turunkan Harga Pupuk 20 Persen |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/ayah-dan-ibu-prada-Lucky-Namo.jpg)