NTT Terkini

Kota Kupang Gempar, Menu MBG Sudah Berbau, 11 Siswa SDI Liliba Diduga Keracunan 

Sebanyak 11 siswa-siswi SDI Liliba, Kota Kupang, dilarikan ke RS Leona setelah diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi MBG

POS-KUPANG.COM/RAY REBON
KUNJUNGI SISWA - Kepala Disdik Kota Kupang, Dumuliahi Djami, mengunjungi langsung siswa SDI Liliba di RS Leona yang sedang mendapat perawatan diduga keracunan MBG. 

“Respons kami dari ICW dan teman-teman koalisi poinnya, kita mendorong untuk program ini dihentikan, kemudian dievaluasi total, pun juga dalam konteks misalnya nanti pendampingan kerugian dari penerima manfaat,” kata Eva di Jakarta, Selasa (23/9). 

Dia mengatakan, penting juga untuk menindaklanjuti pendampingan kerugian dari penerima manfaat, seperti ribuan kasus keracunan yang terjadi di berbagai wilayah.

“Kita dengan koalisi (mendorong) bagaimana pendampingan yang kemudian juga pengawalannya terkait kerugian dari penerima manfaat salah satunya adalah korban keracunan di wilayah tersebut,” ungkap dia.

Sementara itu, BGN mencatat ada 4.711 kasus keracunan MBG sejak Januari hingga 22 September 2025. 
Kepala BGN Dadan Hindayana menyampaikan bahwa kasus keracunan disebabkan sejumlah hal, mulai dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang masih baru, belum terbiasa memasak dalam porsi besar, hingga mengganti supplier bahan baku. (rey/iar/kompas.com)


*Pastikan Program MBG Berjalan Baik

Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena didampingi Bupati Belu, Willybrodus Lay, mengunjungi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), di Desa Lalosuk, Kecamatan Tasifeto Timur, Selasa (23/9) malam, usai membuka kegiatan retret pejabat struktural lingkup Pemprov NTT di Kampus Politeknik Ben Mboi Unhan RI-Belu. 

Kunjungan itu untuk melihat dari dekat bagaimana proses penyiapan dan pengolahan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dilakukan bagi ribuan anak sekolah dan balita di wilayah Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, perbatasan RI-RDTL. 

Penanggung jawab SPPG Tasifeto Timur, Maxi Un, menjelaskan layanan MBG di bawah naungan Yayasan Wadah Titian Harapan tersebut telah berjalan selama tiga bulan. 

Hingga saat ini, program tersebut memasok MBG untuk 28 sekolah dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK serta 3 posyandu, dengan jumlah penerima manfaat mencapai 3.281 orang.

“Kami memperkerjakan 47 orang tenaga dapur dan 3 tenaga administrasi serta keuangan. Pasokan sayuran kami peroleh langsung dari kelompok tani di Desa Lalosuk. Sejauh ini, program berjalan lancar tanpa kendala maupun keluhan dari sekolah maupun masyarakat,” jelas Maxi.

Gubernur Melki memberikan apresiasi terhadap kerja keras pengelola SPPG. Ia menegaskan bahwa menyediakan makanan bergizi dalam jumlah besar setiap hari bukanlah hal yang mudah, sehingga kualitas layanan yang sudah baik perlu dijaga bahkan ditingkatkan.

“Menyediakan MBG untuk ribuan anak sekolah dan juga posyandu tentu bukan hal ringan. Saya minta agar apa yang telah dikerjakan dengan baik ini terus dipertahankan, sehingga manfaat program benar-benar dirasakan masyarakat,” ungkap Gubernur. (gus) 

*Guru Minta Jatah MBG 

Kepala Sekolah SMPN 2 Bajawa Maria Korona Edo, mengaku dampak dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah itu sudah mulai nampak. Hal itu terlihat dari tingkat kehadiran dan keaktifan anak di Sekolah.

“Semenjak adanya makan gratis itu sudah adanya peningkatan kehadiran dan keaktifan siswa dalam kelas,” ungkap Kepsek Maria,  saat temu di ruang kerjanya, Rabu (24/9).

Sejak hari pertama bergulirnya MBG di sekolah itu kata Maria, sudah berjalan dengan aman, baik dari segi menu dan porsi yang ditetapkan. “Kami mulai dapat sejak bulan Februari 2025, sekolah pertama di kabupaten Ngada. Kalau dilihat dari segi makanan aman-aman saja tidak ada yang dicurigakan,” ungkap Maria.

Sejauh ini kata Maria, ada 862 siswa /siswi yang mendapatkan makan bergizi gratis. Sementara akunya, dari sisi siswa sendiri belum  ada keluhan terkait makan yang mereka konsumsi. “Kalau dari siswa sendiri belum ada masalah sejauh ini. Siswa merasa bersemangat setiap hari untuk mendapatkan makanan,” tambah Dia.

Meski demikian, ia memberikan masukan agar pelaksanaan MBG ini tidak hanya dirasakan siswi/siswi tetapi juga oleh para guru yang turut mengatur berjalannya program ini di sekolah.

“Kalau bisa ya, kami guru-guru juga dapat makanan, karena kita cukup sibuk juga mengatur makanan untuk anak-anak,” tambahnya.

Pengawas MBG di Kabupaten Ngada Yesin Dhiu, mengatakan, penerima manfaat sejauh ini ada untuk sekolah TK  10 Sekolah, SD 9 Sekolah, SMP 4 Sekolah, SMA 3 Sekolah dan SLB. Adapun suplay untuk sekolah tersebut disuport 2 dapur MBG yang  saat ini eksis di Kabupaten Ngada.

Beberapa kendala yang dihadapi kata Yesin, masih seputar pengadaan bahan baku lebih khusus untuk buah-buahan. Sementara untuk daging, telur, ikan dan sayur -sayuran suplai dari mitra seperti kelompok tani, Koperasi dan perorangan.

“Sejauh ini kita sudah berjalan stabil, suplay bahan baku dari mitra kelompok tani, koperasi dan perorangan,” ungkapnya. (cha)


Nama Siswa Keracunan

1. T Selan (12), kelas 5 – sakit perut, mual, pusing
2. T Talan (11), kelas 5 – sakit perut, mual, pusing
3. Y Liunome (10), kelas 5 – perut panas
4. A Galewila (10), kelas 5 – sakit perut, mual
5. Q Dethan (11), kelas 5 – sakit perut, mual
6. T Mirakaho (11), kelas 5 – mual, pusing, sakit perut
7. R Lette (11), kelas 5 – mual, muntah, sakit perut, pusing
8. W Bado (11), kelas 5 – sakit perut, mual, pusing
9. Q Talan (10), kelas 5 – mual, pusing, tenggorokan sakit
10. S Bako (11), kelas 5 – pusing, mual
11. ABaba (12), kelas 5 – muntah, pusing

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved