Opini
Opini: Gizi dari Samudra Biru
Selain hasil sumber daya laut ,bioteknologi laut saat ini sudah sangat berkembang terutama dalam menghasilkan produk laut.
Inovasi sains dan teknologi kelautan adalah kunci untuk mendiversifikasi dan mengoptimalkan pangan biru.
Perkembangan bioteknologi kelautan memungkinkan eksplorasi mikroalga dan bakteri laut sebagai sumber bahan tambahan pangan, antioksidan alami, bahkan sebagai pengganti protein hewani.
Negara-negara maju telah mengarahkan inovasi berbasis laut untuk mengembangkan produk pangan fungsional yang mendukung kesehatan sekaligus ramah lingkungan.
Indonesia wajib memperkuat riset dan inovasi bioteknologi laut. Kolaborasi sinergis antara lembaga penelitian, universitas, dan sektor industri menjadi prasyarat untuk mengoptimalkan potensi hayati laut.
Lebih dari itu, edukasi dan literasi publik tentang pentingnya pangan biru perlu digencarkan untuk mendorong perubahan pola konsumsi masyarakat menuju sumber daya laut yang berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), telah mengambil langkah maju dengan menyusun Peta Jalan Neraca Sumber Daya Laut untuk Ketahanan Pangan Biru dan Ekonomi Laut Berkelanjutan.
Kebijakan ini adalah langkah strategis untuk memperkuat tata kelola berbasis data, mendukung inovasi pangan laut, dan mengamankan ketahanan pangan nasional.
Pangan biru bukan sekadar konsep ekonomi; ia adalah strategi keberlanjutan nasional.
Dengan mengelola lautan secara bijak dan inovatif, Indonesia dapat mentransformasi dirinya menjadi negara maritim yang tidak hanya kaya sumber daya, tetapi juga berdaulat dalam pangan. Laut bukan lagi sekadar batas geografis.
Ia adalah dapur masa depan yang menyimpan harapan bagi ketahanan pangan, tidak hanya bagi bangsa, tetapi juga bagi dunia. (*)
Simak terus artikel POS-KUPANG.COM di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Lukas-Pardosi1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.