Opini

Opini: Jalan Sunyi Pahlawan Demokrasi

Pahlawan Demokrasi adalah mereka yang menjaga suara rakyat tetap jernih dari kecurangan. Mereka yang menegakkan keadilan pemilu

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
Baharudin Hamzah 

Mereka inilah pahlawan demokrasi masa kini  bukan karena sorak penghargaan, tetapi karena kesetiaan mereka menjaga nurani republik. 

Di bawah panas terik dan hujan badai, mereka memastikan bahwa setiap surat suara  sekecil apa pun nilainya  sampai dan dihitung. 

Mereka menjaga martabat bangsa dalam bentuk paling sederhana namun paling bermakna integritas. 

Kepahlawanan hari ini bukan hanya tentang keberanian di medan perang, tetapi tentang keberanian untuk tetap jujur di tengah sistem yang mudah tergoda untuk curang, tentang keteguhan hati untuk melayani negara tanpa pamrih. 

Dalam kerja senyap para penyelenggara pemilu, kita belajar bahwa demokrasi tidak hanya berdiri di atas hukum, tetapi juga di atas keikhlasan manusia. 

Hari Pahlawan seharusnya menjadi momen reflektif bagi bangsa ini  untuk mengingat bahwa demokrasi bukan hadiah, melainkan perjuangan terus-menerus.

Dan dalam perjuangan itu, para penyelenggara pemilu adalah garda terakhir penjaga kotak suara sekaligus penjaga kepercayaan rakyat terhadap negara.

Selama masih ada mereka yang rela membelah lautan demi suara rakyat, selama masih ada yang memilih jujur meski tak disorot kamera, selama itu pula cita-cita para pahlawan 1945 tetap berdenyut  dalam setiap tinta di jari, dalam setiap suara yang dihitung dengan hati. 

Honor mereka tak sepadan dengan beban moral yang dipikul. Tugas mereka berat, menegakkan aturan, melawan tekanan, menjaga kejujuran, di tengah godaan dan keterbatasan. 

Namun mereka tetap bertahan, sebab bagi mereka, bekerja untuk demokrasi bukan sekadar profesi, melainkan pengabdian.

Mereka bukan selebritas politik. Tapi mereka pembuat keputusan besar. Mereka adalah penjaga legitimasi republik, menyeberangi lautan, menuruni lembah, menyusuri sungai, mendaki bukit, demi memastikan setiap suara tiba dan dihitung dengan benar. 

Tanggung jawab mereka besar. Mereka bekerja di bawah tekanan waktu, sorotan publik, dan kadang di tengah badai politik. 

Namun mereka bertahan, sebab bagi mereka  demokrasi bukan sekadar prosedur, melainkan iman sipil yang harus dijaga. 

Sebab demokrasi bukanlah karya satu malam, melainkan proses panjang yang dijaga dengan kejujuran, kesetiaan, dan keberanian moral. 

Mereka dipuji oleh yang menang, dan dimaki oleh yang kalah. Padahal merekalah yang memastikan keadilan tetap berdiri di antara dua sisi kepentingan. 

Begitu besar jasa mereka bagi mekarnya demokrasi negeri ini, tetapi sedikit saja tergelincir dalam kebijakan, publik seakan lupa semua pengorbanan itu. 

Seolah melupakan seluruh keberhasilan dan pengabdian para penyelenggara pemilu.  

Mereka yang dengan dedikasi tanpa pamrih menjaga tegaknya demokrasi negeri ini. Semua pengabdian seakan lenyap ditelan ingatan publik. 

Padahal di balik setiap pemilu yang berjalan damai, ada ribuan langkah penyelenggara yang bekerja dalam diam  menjaga demokrasi agar tetap berdenyut di nadi republik ini.  (*)

Simak terus artikel POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved