Opini

Opini: NTT Mengayuh ke Panggung Dunia

Di kota-kota tempat start dan finish etape, ribuan warga memadati pinggir jalan, memberi semangat kepada atlet yang melintas. 

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI ALFRED NABAL
Alfred Nabal 

Pesona alam itu diperkuat dengan keramahan warga lokal. Di banyak titik, masyarakat berinisiatif menghadirkan atraksi budaya: penari Ja’i di Bajawa, kelompok musik tradisional di Ende, hingga parade tenun ikat di Maumere. 

Olahraga dan wisata berpadu dalam satu ruang, menciptakan pengalaman tak terlupakan bagi siapa pun yang hadir.

Momentum ini menunjukkan bahwa NTT memiliki modal besar untuk menempatkan diri sebagai destinasi sport tourism unggulan. 

Dunia sepeda, yang tengah tumbuh pesat di berbagai negara, menemukan panggung baru di NTT. 

Jika dikelola berkesinambungan, Tour de EnTeTe bisa menjadi ikon internasional yang sejajar dengan Tour de Langkawi di Malaysia atau Tour de Singkarak di Sumatera Barat.

Ekonomi Lokal yang Bergerak

Dampak paling nyata dari Tour de EnTeTe terasa pada ekonomi lokal. Hotel dan penginapan penuh, rumah makan ramai, usaha transportasi meningkat, hingga pedagang kaki lima ikut merasakan berkah. 

Di Bajawa, misalnya, kehadiran tim dan rombongan media membuat
aktivitas pasar dan restoran meningkat signifikan. 

Di Kupang dan Maumere, pengrajin tenun ikat mendapat ruang promosi tambahan melalui pameran UMKM yang diselenggarakan bersamaan dengan event.

Meski belum ada data kuantitatif resmi mengenai lonjakan omzet, testimoni pelaku usaha cukup menggambarkan dampaknya. 

Bagi penenun, kesempatan memamerkan hasil karya di hadapan tamu asing adalah promosi yang tak ternilai. 

Bagi pemilik hotel kecil, peningkatan okupansi selama lebih dari sepekan adalah berkah yang jarang terjadi. 

Semua ini memperlihatkan bagaimana sebuah event olahraga mampu menggerakkan roda ekonomi dari bawah.

Lebih jauh, Tour de EnTeTe membuka ruang bagi ekonomi kreatif. Di Ngada, ribuan penari Ja’i dilibatkan dalam seremoni penyambutan. 

Keterlibatan seniman, penari, hingga komunitas lokal bukan sekadar hiburan, melainkan bagian dari ekosistem ekonomi yang lebih luas. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved