Opini
Opini: Bom Bunuh Diri dan Ensiklik Sollicitudo Rei Socialis
Menurut Sollicitudo Rei Socialis, solidaritas merupakan hal mendasar yang harus dimiliki dalam keterlibatan untuk membangun hidup bersama.
Alasan-alasan tersebut tentunya memberikan pemahaman kepada kita bahwa solidaritas menjadi pintu untuk membuka suatu hal yang baru tentang bagaimana orang lain memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama dalam menjaga orang lain.
Artinya, tuntutan seseorang bukan hanya menjaga diri sendiri tetapi lebih daripada itu bagaimana orang menjaga orang lain sebagaimana menjaga dirinya sendiri.
Sebab, bertolak dari arti solidaritas di mana setiap orang memberi diri untuk orang lain.
Solidaritas menuntut suatu kesiapsediaan untuk menerima pengorbanan-pengorbanan yang perlu bagi kebaikan seluruh masyarakat dunia.
Dengan demikian, sikap murah hati, pengampunan, dan empati dapat disalurkan kepada siapa saja maupun diri sendiri.
Pada gilirannya kemungkinan bagi seseorang untuk melakukan bom bunuh diri bisa diminimalisasi.
Penutup
Bom bunuh diri menciptakan kegaduhan dalam kehidupan bersama. Sebab, ruang publik yang menjadi tempat orang untuk mengekspresikan dirinya kini menjadi ruang yang tidak memberikan kenyamanan bagi siapa saja.
Ruang publik yang tidak nyaman dengan alasan suatu kecemasan dan ketakutan mampu menghambat ruang interaksi sosial dalam kehidupan bersama.
Solidaritas yang digagas dalam ensiklik Sollicitudo Rei Socialis memberikan kekuatan sebagai titik pijak dalam melihat terjadinya bom bunuh diri.
Nilai-nilai solidaritas dalam wujud kemurahan hari, empati, dan saling menghargai kehidupan menjadi kekuatan dalam meredam terjadinya bom bunuh diri.
Oleh karena itu, nilai-nilai solidaritas itu harus ditanamkan dalam diri setiap orang baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.