Opini
Opini: Menalar Demonstrasi
Serangkaian kecurigaan ini berpotensi memperkuat benteng pertahanan diri pemerintah dari kritik rakyat.
Politik tuna-empati terbukti telah membunuh keharmonisan antara rakyat dan penguasanya.
Sebagai gantinya, ada satu pendekatan lain yang patut menjadi nadi politik pemerintah, yakni compassio. Compassio lebih dari sekadar empati.
Ia adalah kemampuan mengambil bagian dalam penderitaan sesama, terutama yang asing dan menderita (Madung, 2014).
Politik compassio lebih dari sekadar merasakan penderitaan orang lain (baca: rakyat).
Ia melampaui ungkapan “Saya turut merasakan penderitaan rakyat”. Dengan menggunakan pendekatan politik ini, pemerintah akan terdorong untuk selalu siap meringankan beban penderitaan rakyat dan mengaktualisasikannya lewat kebijakan dan preferensi politik yang selaras dengan cita-cita mulia rakyatnya. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Opini: Green Chemistry, Solusi Praktis Melawan Krisis Lingkungan di NTT |
![]() |
---|
Opini - Drama Penonaktifan Anggota DPR: Siapa yang Sebenarnya Berkuasa, Rakyat atau Partai? |
![]() |
---|
Opini: Anomali Tunjangan Pajak DPR RI, Sebuah Refleksi Keadilan Fiskal |
![]() |
---|
Opini: Paracetamol Publik Menyembuhkan Demam Bukan Penyakit |
![]() |
---|
Opini: Pendidikan Generasi Muda Indonesia Berciri Kalos Kagathos Menurut Konsep Paidea Plato |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.