Opini

Opini: Antara Konservasi dan Komersialisasi

Proyek yang awalnya diklaim sebagai ekowisata kini menjelma menjadi proyek eksklusif, berorientasi pada keuntungan semata. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Yoseph Yoneta Motong Wuwur 

Oleh: Yoseph Yoneta Motong Wuwur
Warga Lembata, Nusa Tenggara Timur

POS-KUPANG.COM - Pulau Padar, bagian dari Taman Nasional Komodo dan Situs Warisan Dunia UNESCO, dikenal akan lanskapnya yang dramatis—bukit terjal, teluk artistik, dan panorama memesona yang menjadikannya destinasi wisata kelas dunia. 

Namun, keindahan ini terancam oleh rencana pembangunan vila mewah oleh PT Komodo Wildlife Ecotourism (KWE), yang bermaksud membangun ratusan unit di zona rimba—wilayah yang secara hukum hanya diperuntukkan bagi konservasi dan penelitian.

Lebih mengkhawatirkan lagi, proyek ini mendapat restu dari pemerintah pusat, memperlihatkan bagaimana kekuatan modal dapat menundukkan regulasi lingkungan. 

Situasi ini mencerminkan ketimpangan kekuasaan dan benturan antara kepentingan ekonomi dan komitmen pelestarian, mengancam nilai konservasi yang seharusnya menjadi fondasi pengelolaan kawasan ini.

Komodo: Satwa Purba yang Terpinggirkan

Pulau Padar bukan sekadar lanskap menawan, melainkan bagian dari habitat alami Varanus Komodoensis, spesies purba endemik Indonesia yang diakui dunia sebagai simbol konservasi.

Baca juga: Kepala BTNK Labuan Bajo Dukung Pemerintah Manggarai Barat Batasi Pengunjung ke Taman Nasional Komodo

Keberadaannya mencerminkan keseimbangan ekosistem dan warisan alam yang tak ternilai.

Meski populasinya tak sebesar di Pulau Komodo atau Rinca, Pulau Padar tetap menjadi simpul penting dalam rantai ekologi yang saling terhubung.

Namun kini, habitat komodo di Padar terancam oleh pembangunan vila, dermaga, dan jalan akses yang mengedepankan pariwisata eksklusif. 

Aktivitas manusia, polusi suara, cahaya, serta betonisasi akan mengganggu pola hidup komodo—dari cara berburu hingga berkembang biak. 

Spesies ini sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, dan kerusakan satu bagian saja dapat berdampak luas pada seluruh ekosistem.

Jika konservasi tak lagi jadi prioritas, komodo bisa berubah dari kebanggaan nasional menjadi simbol kepunahan akibat keserakahan. 

Dunia akan mencatat bagaimana warisan alam langka ini dikorbankan demi ambisi bisnis, meninggalkan luka ekologis yang tak mudah pulih.

Investasi atau Invasi?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved