Opini

Opini: Para Pencinta dan Pembenci

Jarak dan waktu menjadi semakin pendek dan dalam hitungan detik kita bisa terhubung dengan orang lain di belahan dunia lain.

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI HERMAN MUSAKABE
Herman Musakabe 

Sebenarnya kasus ini merupakan kasus biasa tetapi karena menyangkut seorang tokoh penting mantan Presiden RI maka menjadi ramai dibicarakan. 

Kelompok tersebut dimotori oleh Roy Suryo (mantan Menpora), dr Tifauzia Tyassuma (Tifa) dan Rismon Sianipar serta pimpinan Ormas TPUA. 

Roy Suryo dkk melalui penelitian yang mereka lakukan meyakini bahwa ijazah Jokowi palsu dan menyebarluaskan hal itu melalui media sosial. 

Narasi-narasi yang disampaikan tidak hanya sebatas tuduhan ijazah palsu tetapi sudah menjurus menghakimi dan mengadili Jokowi. 

Isu ijazah palsu yang dituduhkan kepada Jokowi terus bergulir di ruang publik.  Ia mencuat dalam pemberitaan televisi, talkshow, podcast, hingga media sosial setiap hari. 

Karena tidak tahan dengan tuduhan Roy Suryo dkk maka Jokowi secara resmi menempuh jalur hukum dengan gugatan pencemaran nama baik ke pihak Polri. 

Pihak Polri sudah mengadakan uji forensik dan menyatakan ijazah Jokowi asli.  Polri sudah memproses serta menyatakan kasus ini telah beralih dari penyelidikan menjadi penyidikan. 

Pihak Universitas Gadjah Mada ( UGM) melalui Rektornya telah menyatakan bahwa Jokowi sebagai mahasiswa kuliah di UGM dan lulusan Fakultas Kehutanan tahun 1985. 

Teman-teman kuliah seangkatan Jokowi juga telah memberi kesaksian dan Jokowi terdaftar sebagai Alumni UGM. 

Sebenarnya  kasus ijazah palsu Jokowi ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan kelanjutan dan akumulasi dari perkembangan situasi politik yang kontra terhadap kebijakan Presiden Jokowi sejak tahun 2024. 

Setidaknya ada lima kelompok yang diduga “menyerang” Jokowi. Kelompok pertama, mereka yang kecewa atau sakit hati karena  dipecat atau diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden Jokowi. 

Kedua, pengurus dan anggota Ormas yang dibubarkan (FPI, HTI) semasa pemerintahan Jokowi. 

Ketiga, kelompok lawan politik yang kalah dalam Pilpres 2024 dan tidak bisa menerima kekalahannya.  

Keempat, pihak asing yang tidak suka pada Presiden Jokowi karena merasa dirugikan dengan kebijakan di bidang pertambangan, pengambilalihan Freeport dn hilirisasi pertambangan. 

Kelima, kelompok masyarakat yang tidak setuju Gibran Rakabuming Raka, putera sulung Jokowi, menjadi Wapres, dan ingin memakzulkannya. Kelompok ini muncul belakangan dengan kelompok purnawirawan TNI.   

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved