Opini
Opini: Membangun Literasi, Membangun Manusia, Membangun Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Angka Melek Huruf (AMH) di NTT pada tahun 2024 telah mencapai 95,15 persen.
Berdasarkan data Perpustakaan Nasional, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat di NTT tahun 2024 berada pada peringkat 28 dari 38 provinsi atau sebesar 62.62.
Indeks ini disusun berdasarkan beberapa unsur yang termasuk di dalamnya pemerataan pelayanan perpustakaan dan ketercukupan koleksi perpustakaan.
Akses terhadap sumber bacaan yang berkualitas baik cetak maupun digital penting untuk selalu didukung guna peningkatan literasi daerah.
Kesinambungan antara kemampuan membaca, kegemaran untuk membaca, dan akses terhadap bacaan yang berkualitas menjadi indikator penting dalam pembangunan literasi masyarakat.
Literasi Bagi Masyarakat
Bagi kalangan dengan kondisi ekonomi rendah, literasi masih merupakan komoditas sekunder yang tidak selalu dapat diperhatikan pemenuhannya.
Tidak semua kalangan masyarakat menengah ke bawah memiliki akses terhadap sumber literasi yang berkualitas.
Minimnya perpustakaan, terbatasnya jumlah koleksi, mahalnya harga buku, serta kesulitan akses internet menjadi beberapa kendala yang umumnya dihadapi.
Selain itu, kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan primer sehari-hari membuat sebagian masyarakat tidak sepat untuk memikirkan pemenuhan kebutuhan literasi.
Tidak secara umum masyarakat memahami penting literasi tidak hanya membawa manfaat pada individu, tetapi juga dapat bermanfaat secara ekonomi.
Sebagai contoh, dalam dunia pekerjaan, mereka dengan literasi yang baik dapat meningkatkan produktivitas kerjanya melalui inovasi ataupun pemanfaatan teknologi yang diperoleh melalui bacaan, hal ini akan mempengaruhi peningkatan output ekonomi secara keseluruhan.
Kemudian, adanya manfaat spillover yang mana pekerja dengan literasi yang baik dapat mengajarkan ilmu kepada rekan kerjanya.
Adapun manfaat ekonomi lainnya yaitu literasi secara umum dapat menurunkan biaya dalam transmisi informasi.
Misalnya masyarakat dengan literasi kesehatan yang baik akan cenderung untuk memiliki pola hidup sehat sehingga biaya untuk penyuluhan maupun penanganan penyakit pada daerah tersebut dapat berkurang.
Literasi juga berasosiasi kuat dengan kemiskinan. Daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi cenderung memiliki tingkat literasi yang rendah.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.