Opini
Opini: Membangun Literasi, Membangun Manusia, Membangun Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Angka Melek Huruf (AMH) di NTT pada tahun 2024 telah mencapai 95,15 persen.
Oleh: Ignasius Aryanto Tupen Soga, SST, M.Ec.Dev
Statistisi Badan Pusat Statistik Provinsi NTT
POS-KUPANG.COM - Jika buku adalah jendela dunia maka literasi memainkan peran sebagai jalan menuju pada jendela tersebut.
Secara umum literasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis.
Lebih luas dari pengertian tersebut, literasi juga dapat mencakup proses menangkap, mengerti, menjelaskan dan menerapkan informasi yang diterima.
Isu literasi kian menjadi perhatian dalam proses pembangunan daerah termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT).
Melalui literasi yang baik, daerah dapat memiliki sumber daya manusia yang kompeten, pendidikan yang berkualitas, hingga ekonomi yang berkembang.
Namun, sejauh mana literasi diterima penting di kalangan masyarakat, masih menjadi isu yang perlu diperbincangkan.
Potret Literasi Nusa Tenggara Timur
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Angka Melek Huruf (AMH) di NTT pada tahun 2024 telah mencapai 95,15 persen, yang berarti 95 dari 100 penduduk NTT yang berusia 15 tahun ke atas telah memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat sederhana dalam huruf latin atau huruf lainnya.
Meski dengan capaian yang tinggi, AMH tidak sepenuhnya dapat mencerminkan tingkat literasi dalam artian yang lebih luas.
Mampu membaca tidak berarti gemar membaca, yang tidak berarti pula dapat menyampaikan atau bahkan menerapkan apa yang telah dibaca.
Pada tahun 2024 tingkat kegemaran membaca di NTT berada pada peringkat 16 dari 38 provinsi atau dalam kategori penilaian sedang (70,34).
Angka ini berada sedikit di bawah rata-rata nasional yaitu 72,44. Dari 22 kabupaten/kota di NTT, lima di antaranya memiliki capaian tingkat kegemaran membaca dengan penilaian tinggi yaitu Manggarai (89,93), Nagekeo (80,47), Sabu Raijua (78,56), Timor Tengah Selatan (76,73) dan Kota Kupang (75,05).
Indikator ini menjelaskan bagaimana perilaku atau kebiasaan masyarakat dalam memperoleh pengetahuan dan informasi dari berbagai bentuk media yang dapat dilakukan secara mandiri dalam jangka waktu tertentu.
Kegemaran membaca masyarakat tersebut perlu terus didukung dengan ketersediaan fasilitas literasi yang baik.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.