Jakarta Terkini
Angin Segar untuk Provinsi dan Kabupaten Kota, Prabowo Buka Blokir Anggaran Rp 134,9 T
Mulai 24 Juni 2025 pemerintahan Prabowo Subianto bakal membuka blokir anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 134,9 triliun.
Bendahara negara itu menegaskan bahwa defisit APBN Mei ini dinilai masih kecil dibandingkan dari yang ditargetkan sebesar Rp 616 triliun.
Baca juga: Kelesuan Dunia Usaha di NTT, Pengamat Ekonomi: Efisiensi Anggaran Membunuh Rantai Ekonomi Lokal
"Kalau bulan lalu surplus Rp4,3 triliun, bulan ini defisit Rp21 triliun. Apa artinya Rp21 triliun, kalau kita lihat di undang-undang APBN, yaitu kalau paling kiri, tahun ini undang-undang APBN menetapkan defisit total nanti adalah Rp616 triliun. Jadi ini Rp21 triliun masih sangat kecil, tapi kita terus akan memantau perkembangan pelaksanaan APBN," kata Sri Mulyani Indrawati.
Berdasarkan paparannya, pendapatan negara akhir Mei tercatat sebesar Rp 995,3 triliun atau 33,1 persen terhadap APBN 2025. Penerimaan pajak tercatat sebesar Rp 683,3 triliun atau 31,2 persen terhadap APBN.
Sedangkan penerimaan bea dan cukai sebesar Rp 122,9 triliun atau setara 40,7 persen dari APBN. Lalu penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp 188,7 triliun atau 36,7 persen dari APBN.
"Ini cukup bagus dari sisi pencapaian persentase terhadap target," jelas Sri Mulyani Indrawati.
Kemudian belanja negara tercatat Rp 1.016,3 triliun, belanja pemerintah pusat sebesar Rp 694,2 triliun, belanja kementerian lembaga sebesar Rp 325,7 triliun dan belanja non kementerian lembaga Rp 368,5 triliun.
Serta transfer ke daerah tercatat Rp 322 triliun.
Baca juga: Imbas Efisiensi Anggaran, Semua Pekerjaan Jalan dan Jembatan di NTT Tidak Bisa Dikerjakan
Sementara utuk pembiayaan anggaran, sampai dengan 31 Mei 2025, terealisasi Rp324,8 triliun. Jumlah ini naik dari bulan April, yaitu Rp 279,2 triliun.
"Jadi ini adalah postur APBN yang tadi saya sampaikan. Semua cost ini, terutama pada pendapatan, dipengaruhi banget oleh ekonomi global, geopolitik, bahkan masalah perang bisa terpengaruhi benar-benar karena dampaknya, spillover-nya adalah masuk melalui pertumbuhan ekonomi, harga komunitas, dan berbagai perkembangan," terang Sri Mulyani Indrawati.
Untuk tahun 2025, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 diprediksi bakal melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sri Mulyani Indrawati berujar, outlook defisit APBN tahun 2025 akan mencapai Rp 662 triliun atau setara 2,78 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sehingga, ini lebih besar dibandingkan target defisit dalam APBN 2025 yang sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB.
"Defisit total Rp 662 triliun menjadi 2,78 persen dari PDB. Agak lebih lebar dibandingkan APBN awal, tapi masih cukup manageable (terkendali)," ujar Sri Mulyani Indrawati.
Sri Mulyani Indrawati memaparkan, defisit ini dipicu oleh potensi tidak tercapainya target penerimaan negara. Outlook pendapatan negara diperkirakan hanya mencapai Rp 2.865,5 triliun atau 95,8 persen dari target sebesar Rp 3.005,1 triliun.

Lalu, penerimaan pajak diperkirakan hanya mencapai Rp 2.076,9 triliun atau 94,9 persen dari target Rp 2.189,3 triliun. Penerimaan kepabeanan dan cukai justru diperkirakan melampaui target, yakni mencapai Rp 310,4 triliun atau 102,9 persen dari target Rp 301,6 triliun.
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) diperkirakan hanya mencapai Rp 477,2 triliun atau 92,9 persen dari target Rp 513,6 triliun.
Setya Novanto Full Senyum, Bebas Bersyarat dan Wajib Lapor Hingga 2029 |
![]() |
---|
Dek, Ini Rumah, Bukan Masjid, Try Sutrisno Tegur Ajudan Gibran |
![]() |
---|
Pemain Judi Online Mayoritas Pria Usia 30 Hingga 50 Tahun |
![]() |
---|
Prabowo Bakal Sita Penggilingan Padi yang Nakal dan Rugikan Rakyat Terkait Beras Oplosan |
![]() |
---|
IPW Desak Kapolda NTT Irjen Rudi Darmoko Bentuk Tim Investigasi Kasus Axi di Sumba Timur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.