Cerpen

Cerpen: Sudah Saatnya

Jumlahnya tidak besar, tapi cukup untuk keluarga kecil mereka. Saat itu ia berjanji akan mengembalikannya dalam sebulan. 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-FOTO KREASI META AI
ILUSTRASI 

Sesaat setelahnya Lukas dengan hati-hati mengeluarkan uang dari saku dan
menyerahkannya dengan dua tangan. Wajahnya menunduk.

Opa Markus, maaf, saya terlambat. Opa Markus menerimanya tanpa banyak
komentar. Ia tersenyum tipis, lalu menepuk bahu Lukas.

Saya tahu kamu orang baik, Lukas. Kamu datang bukan karena ditekan, tapi karena punya hati. Itu yang saya hormati.

Mereka duduk berdua di bawah pohon mangga yang mulai berbunga. Angin pagi
menghembuskan daun-daun kering jatuh perlahan.

Tak banyak yang mereka bicarakan setelah itu. Tapi sesuatu dalam diri Lukas terasa lebih tenang. Seperti beban yang perlahan-lahan dilepas.

Sejak hari itu, Lukas tak pernah menunda urusan seperti itu lagi. Ia tahu, utang bukan sekadar angka. Tapi soal janji, soal kepercayaan, dan soal harga diri. (*)

* Penulis asal Riominsi, tinggal di Merville, Manila

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved