Opini
Opini: Efisiensi Anggaran di Era Kepemimpinan Prabowo, Prioritas dan Proyeksi Dampak
Timbul pertanyaan, apa yang melatarbelakangi Presiden Prabowo melakukan efisiensi anggaran di setiap sektor?
Ataukah efisiensi dilakukan dengan tujuan untuk mencapai target tujuan pertumbuhan ekonomi (economic growth) 8 persen? Untuk kepentingan apa dan siapa kebijakan ini dikeluarkan? Kepentingan populis? Elit kah? Siapa yang menjadi target dari kebijakan efisiensi anggaran?
Opini ini akan menganalisis potensi motif di balik kebijakan efisiensi anggaran serta mengulas siapa yang kemungkinan besar akan merasakan dampak dari langkah fiskal ini.
Kondisi makroekonomi yang mendahului Inpres Nomor 1 Tahun 2025 memberikan
konteks penting.
Tingginya angka utang negara dan defisit anggaran yang melebar secara signifikan menimbulkan kekhawatiran di kalangan ekonom terkait keberlanjutan fiskal dan kemampuannya untuk mendorong pertumbuhan.
Stagnasi pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen mengindikasikan bahwa stimulus fiskal yang ada mungkin kurang efektif dalam menciptakan lapangan kerja atau meningkatkan daya beli masyarakat.
Hal ini tercermin dari meningkatnya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan ketidakpastian ekonomi.
Dalam konteks ini, kebijakan efisiensi anggaran dapat diinterpretasikan sebagai respons terhadap tekanan fiskal yang ada.
Ada beberapa kemungkinan motif yang mendasari keputusan ini. 1) Konsolidasi Fiskal: Salah satu motif utama adalah upaya untuk mengendalikan deficit anggaran dan mengurangi beban utang.
Dengan memangkas pengeluaran, pemerintah berusaha menciptakan ruang fiskal yang lebih besar, yang dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi keuangan negara atau mengalokasikan sumber daya pada sektor-sektor prioritas yang lebih produktif di masa mendatang.
2) Optimalisasi Belanja Negara: Kebijakan ini mungkin juga bertujuan menghilangkan inefisiensi dan pemborosan dalam belanja kementerian dan lembaga.
Pemangkasan anggaran bisa menjadi sinyal kuat untuk mendorong akuntabilitas dan efektivitas penggunaan dana publik, memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan dampak maksimal.
3) Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi: Meskipun terdengar kontradiktif, efisiensi anggaran juga bisa menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih ambisius, misalnya target 8 persen.
Dengan mengalihkan dana dari pos-pos yang kurang produktif ke investasi yang lebih strategis atau program yang memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang lebih tinggi, pemerintah berharap dapat memicu akselerasi ekonomi tanpa harus bergantung pada utang baru.
Potensi Dampak dan Target Kebijakan
Pertanyaan krusial adalah untuk kepentingan siapa kebijakan efisiensi anggaran ini dikeluarkan dan siapa yang menjadi sasarannya?
Sarlianus Poma
Opini Pos Kupang
Dampak Efisiensi Anggaran
efisiensi anggaran
Presiden Prabowo Subianto
POS-KUPANG. COM
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.