NTT Terkini

Sinergi Mendukung Budi Daya Rumput Laut Berkelanjutan dan Pelestarian Terumbu Karang

Budi daya rumput laut, terumbu karang, padang lamun, mangrove, dan aktivitas wisata laut berada dalam satu ekosistem yang saling terhubung.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO- Nugroho Arif Prabowo/YKAN
Seminar ‘Sinergi Budi Daya Rumput Laut Berkelanjutan dan Pelestarian Terumbu Karang” yang digelar di Bali, pada tanggal 12 Juni 2025. Forum ini mempertemukan perwakilan pemerintah, peneliti, akademisi, LSM, dan praktisi di bidang rumput laut. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA –  Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTT menggagas diskusi dan seminar.

Diskusi dan seminar ini menjadi forum untuk berbagi pembelajaran dan sinergi antar pemangu kepentingan untuk mencari solusi bersama terkait pengembangan sektor rumput laut di Indonesia khususnya di NTT.

Seminar dan diskusi ini mengambil tema "Sinergi Budi Daya Rumput Laut Berkelanjutan dan Pelestarian Terumbu Karang” yang digelar di Bali, pada tanggal 11-12 Juni 2025. Forum ini mempertemukan perwakilan pemerintah, peneliti, akademisi, LSM, dan praktisi di bidang rumput laut.

Pengembangan sektor rumput laut di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan yang menghambat optimalisasi potensi tersebut. Sementara Indonesia merupakan salah satu produsen rumput laut terbesar di dunia. 

Pada tahun 2022, Indonesia menempati posisi kedua di dunia dalam produksi rumput laut, dengan total produksi sekitar 11,3 juta ton basah (KKP, 2022). Rumput laut mempunyai potensi besar untuk memperkuat ekonomi biru yang berkelanjutan.

Budi daya rumput laut, terumbu karang, padang lamun, mangrove, dan aktivitas wisata laut berada dalam satu ekosistem yang saling terhubung.

Tekanan dari aktivitas manusia sejak lama, seperti pembangunan pesisir, penangkapan ikan yang merusak, dan aktivitas pariwisata yang tidak berkelanjutan, berdampak pada pertumbuhan rumput laut dan kesehatan terumbu karang.

Sangat penting untuk mengembangkan rumput laut secara berkelanjutan. Dengan kata lain, proses produksi atau budi daya rumput laut harus memperhatikan aspek ekologi untuk menjamin keberlanjutan produksi. 

“Padang lamun, mangrove, terumbu karang adalah satu habitat vital di pesisir. Keberadaannya penting demi kelangsungan hidup rumput laut. Pada praktiknya masih banyak pembudidaya rumput laut yang belum tahu akan hal ini, dan cenderung menghilangkannya. Penting untuk terus mengedukasi kepada para pembudidaya rumput laut untuk melestarikan tiga ekosistem ini,” terang Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi.

Imam menambahkan, ada pembelajaran baik yang dilakukan oleh YKAN bersama mitra  di Desa Oelolot dan Desa Mbueain di Kabupaten Rote Ndao.

“Di sana pembudidaya rumput laut didampingi dan diberikan pemahaman untuk tetap menjaga padang lamun, mangrove, dan terumbu karang. Ternyata dengan mempertahankan keberadaan tiga ekosistem ini, menjadikan proses berkembang biak rumput laut bisa lebih cepat dan hasil yang didapat menjadi maksimal,” imbuh Imam.

Ketersediaan bibit dengan kualitas baik, juga akan mendukung keberlanjutan budi daya rumput laut.

“Bibit rumput laut perlu disediakan dengan mempertimbangkan aspek geografis dan potensi wilayah setempat. Untuk menjamin ketersediaan bibit rumput laut, perlu dibuat kebun bibit. Metodenya bisa dilakukan dengan pemilihan bibit dari hasil panen sebanyak maksimal 20 persen untuk dijadikan sumber bibit. Pemanfaatan kultur jaringan juga bisa dilakukan sebagai salah satu metode pembibitan, serta penggunaan spora untuk pengembangan bibit generatif,” terang Petrus Rani Pong Masak, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Baca juga: 1.200 Bibit Terumbu Karang Ditanam di Pantai Wairita Sikka, Danlanal Beri Apresiasi

Dengan adanya kebun bibit juga akan membantu ketersediaan bibit rumput laut, tidak hanya saat kondisi normal, namun juga saat kondisi darurat, seperti bencana alam.

“Setelah Badai Seroja di tahun 2021, terjadi kelangkaan bibit rumput laut. Namun kami bersyukur, kebun bibit yang kami kembangkan bersama YKAN dapat membantu mengatasi kelangkaan bibit rumput laut di desa-desa sekitar kami,” kata Albert Dethan dari Yayasan Pelita Kasih, Desa Oelolot, Kabupaten Rote Ndao.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved