Opini

Opini: Narsisme Kolektif dan Tantangan Persatuan

Fenomena ini dapat ditemukan dalam berbagai konteks, mulai dari nasionalisme ekstrem hingga fanatisme kelompok dalam kehidupan sosial.

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Dominifridus Bone 

Oleh: Dominifridus Bone
Dosen Psikologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Timor, Kefamenanu 

POS-KUPANG.COM - Dalam dinamika sosial kontemporer, identitas kelompok memainkan peranan penting dalam membentuk perilaku individu dan kolektif. 

Salah satu fenomena yang muncul dari identitas kelompok ini adalah narsisme kolektif. 

Istilah ini mengacu pada keyakinan bahwa kelompok sosial tertentu memiliki keunggulan yang luar biasa dan harus diakui secara luas, meskipun pengakuan itu sering kali tidak sejalan dengan realitas objektif. 

Fenomena ini dapat ditemukan dalam berbagai konteks, mulai dari nasionalisme ekstrem hingga fanatisme kelompok dalam kehidupan sosial.

Konsep narsisme kolektif penting untuk dikaji karena memiliki ciri-ciri khas seperti keyakinan superioritas kelompok, kebutuhan akan pengakuan eksternal, serta kecenderungan untuk menunjukkan permusuhan kepada pihak luar yang dianggap meremehkan kelompok sendiri. 

Ciri-ciri ini menjadikan narsisme kolektif sebagai pemicu munculnya konflik horizontal di masyarakat, menurunnya toleransi sosial, dan berkembangnya sentimen eksklusivisme yang mengancam kohesi sosial.

Dampak dari narsisme kolektif sangat signifikan terhadap hubungan sosial, di antaranya adalah meningkatnya prasangka dan diskriminasi antar kelompok, serta berkurangnya ruang dialog dan kolaborasi lintas identitas. 

Dalam konteks Indonesia yang berideologikan Pancasila, fenomena ini menjadi tantangan besar karena bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang menekankan persatuan dalam keberagaman, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap hak-hak seluruh warga negara.

Relevansi kajian narsisme kolektif dalam konteks kebijakan publik di Indonesia menjadi sangat strategis. 

Tulisan ini akan menjelaskan konsep narsisme kolektif, ciri-cirinya, dampaknya terhadap hubungan sosial, serta relevansinya dalam konteks kehidupan sosial Indonesia yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar ideologis negara.

Konsep Nasrsisme Kolektif

Dalam teori tentang narsisme, dikatakan bahwa sifat narsistik merupakan hasil dari kebutuhan akan validasi dan rasa superioritas. 

Dengan mengacu pada pemahaman dasar ini, istilah narsisme kolektif yang pertama kali dikenalkan oleh Erich Fromm mau menjelaskan bentuk narsisme yang bersifat sosial. 

Dalam konsep ini, narsisme yang pada dasarnya berkaitan dengan identitas dan ego individu dialihkan ke dalam kelompok, dan membangun harga dirinya dari superioritas kelompok tersebut, sebagaimana yang dapat juga dilihat melalui teori identitas sosial.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved