Breaking News

Opini

Opini: 26 Lentera Untuk Dunia, Kisah Mereka Yang Dikabar Oleh Roh

Mereka bukan hanya menjadi pembantu imam, tetapi memiliki tugas-tugas khusus sebagai pelayan Sabda, pelayan Liturgi, dan pelayan Kasih. 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-KIRIMAN FEBRIAN M ANGSEMIN
DUAPULUH ENAM DIAKON - Para diakon yang ditahbiskan Uskup Denpasar, Mgr. Silvester San di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret Maumere, Minggu 8 Juni 2025. 

Oleh: Febrian Mulyadi Angsemin
Mahasiswa Magister Teologi IFTK Ledalero-Maumere,tinggal di Seminari Tinggi Ritapiret

POS-KUPANG.COM - Tahbisan Diakon bukanlah sekadar sebuah perayaan liturgis, melainkan peristiwa iman yang sarat makna bagi kehidupan Gereja. 

Pada Minggu, 8 Juni 2025, Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret kembali menjadi tempat bersejarah ketika 26 frater dari enam Keuskupan Larantuka, Maumere, Ende, Ruteng, Labuan Bajo, dan Denpasar menerima tahbisan Diakon melalui tangan Yang Mulia Mgr. Silvester San, Uskup Keuskupan Denpasar.

Dalam momen sakral ini, tema “Dikuatkan oleh Roh, Diutus Membawa Harapan” menggema dengan kuat, mengarahkan perhatian Gereja dan umat pada peran vital Diakon dalam kehidupan umat Allah.

Perayaan ini menjadi kesempatan bagi umat beriman untuk merenungkan kembali makna pelayanan diakonat sebagai panggilan hidup yang berakar dalam misteri Kristus sendiri, yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani (bdk. Mrk. 10:45). 

Di tengah dunia yang dilanda pelbagai tantangan kemiskinan, ketidakadilan, dan krisis eksistensial kehadiran Diakon menjadi tanda harapan yang konkret.

Makna Sakramental dan Teologis Tahbisan Diakon

Menurut ajaran Gereja, Diakon menerima tahbisan suci (ordo sacer) pada tingkat pertama dari Sakramen Imamat, yakni untuk pelayanan (lih. KGK, 1569). 

Mereka bukan hanya menjadi pembantu imam, tetapi memiliki tugas-tugas khusus sebagai pelayan Sabda, pelayan Liturgi, dan pelayan Kasih. 

Dalam dokumen Lumen Gentium (no. 29), Konsili Vatikan II menegaskan bahwa Diakon “dilayani untuk membantu Uskup dan para Imam dalam pelayanan Sabda, altar, dan kasih.”

Dalam kerangka ini, tahbisan Diakon menjadi partisipasi nyata dalam karya Kristus sebagai Hamba. Para Diakon dipanggil untuk menampakkan wajah Kristus Hamba dalam kehidupan konkret umat. 

Maka, tahbisan ini bukanlah hasil akhir dari formasi, melainkan awal dari sebuah perutusan yang bersumber dari Roh Kudus dan berorientasi pada pelayanan umat
Allah.

Dikuatkan oleh Roh: Spiritualitas Pelayanan yang Teguh

Bagian pertama dari tema tahbisan, “Dikuatkan oleh Roh,” menyiratkan bahwa kekuatan seorang Diakon tidak bersumber pada kecakapan pribadi semata, tetapi pada daya Roh Kudus yang dicurahkan atasnya saat tahbisan. 

Roh Kudus adalah penolong yang membimbing, menghibur, dan menguatkan pelayan Gereja agar mampu menjalankan tugasnya di tengah dunia yang penuh tantangan (bdk. Kis. 1:8).

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved