Opini
Opini: 26 Lentera Untuk Dunia, Kisah Mereka Yang Dikabar Oleh Roh
Mereka bukan hanya menjadi pembantu imam, tetapi memiliki tugas-tugas khusus sebagai pelayan Sabda, pelayan Liturgi, dan pelayan Kasih.
Selama masa formasi di seminari, para frater dibina untuk mengenal, mencintai, dan mengikuti Kristus secara lebih mendalam melalui formasi intelektual, spiritual, pastoral, dan manusiawi (bdk. Pastores Dabo Vobis, no. 43-59).
Pengalaman jatuh bangun, perjuangan rohani, dan pengorbanan selama masa formasi menjadi bukti bahwa karya Roh Kudus sungguh nyata dan bekerja dalam diri setiap calon Diakon.
Maka, tahbisan ini adalah puncak dari proses penyelarasan diri dengan kehendak Allah, di mana Roh Kudus membentuk mereka menjadi pelayan yang setia.
Diutus Membawa Harapan: Misi Pelayanan Diakon dalam Dunia Kontemporer
Di bagian kedua tema tahbisan, “Diutus Membawa Harapan,” tampak jelas peran profetik seorang Diakon dalam Gereja.
Gereja hari ini menghadapi pelbagai pergumulan: krisis ekologi, kemiskinan struktural, polarisasi sosial, dan alienasi spiritual.
Dalam situasi seperti ini, Diakon diutus bukan hanya sebagai pewarta, melainkan sebagai saksi harapan.
Sebagaimana ditegaskan Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium, “Gereja diutus untuk menjadi tempat kerahiman yang terbuka bagi semua” (EG, 114).
Para Diakon membawa wajah Gereja yang melayani dengan kasih dan belas kasih, terutama kepada mereka yang miskin, tertindas, dan terpinggirkan.
Pelayanan Diakon tidak berhenti di altar, tetapi menjangkau jalanan, rumah sakit, panti asuhan, serta ruang-ruang digital dan sosial di mana manusia haus akan makna dan kasih.
Dengan demikian, Diakon bukan sekadar “pelayan liturgi” tetapi pelayan yang hadir secara total bagi umat.
Dalam semangat diakonia, mereka memeluk penderitaan umat dan membagikan harapan Injil melalui tindakan nyata: mendengarkan, mendoakan, menguatkan, dan mendampingi.
Tantangan dan Harapan
Menjadi Diakon pada zaman ini adalah panggilan yang menantang. Mereka tidak hanya menghadapi tekanan moral dan spiritual, tetapi juga tantangan struktural dan budaya yang terus berubah.
Namun, justru dalam tantangan itulah mereka dipanggil untuk menjadi pelayan yang rendah hati, kuat dalam iman, dan adaptif terhadap konteks zaman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.