TTU Terkini
Platform Digital Shopee, Denyut Nadi Kebangkitan UMKM di Perbatasan RI-RDTL
Di SD Negeri Fatumuti, Iren mengampuh mata pelajaran SBdP (Seni Budaya dan Prakarya) sekaligus sebagai penjaga perpustakaan.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
"Kalau ada yang beli baru saya bisa order. Kalau tidak ada yang beli saya tidak bisa order," ucapnya dengan mata berbinar-binar.
Kepercayaan pelanggan dan biaya yang terjangkau serta waktu pengiriman yang terbilang cukup singkat ke wilayah perbatasan merupakan salah satu faktor Aplikasi Shopee menjadi primadona bagi pelaku UMKM bisnis online di wilayah ini melabuhkan hati mereka.
Dikatakan Iren, ia juga memperoleh kemudahan dan keuntungan dari Aplikasi Shopee. Selama ini ia mengaku ikut mempromosikan barang jualan dalam program Shopee Video Serbu Bonus untuk memperoleh diskon harga dan komisi.
Apabila ada konsumen yang membeli produk melalui video yang diposting maka, mereka akan memperoleh bonus. Bonus tersebut dalam bentuk prosentase dari harga barang.
Jatuh Bangun Bisnis Online dan Jaringan Telekomunikasi
Menekuni dunia bisnis online tidak hanya bergumul dengan keuntungan dan dampak positif yang dirasakan tetapi juga dengan sejumlah persoalan. Jatuh bangun dalam dunia usaha merupakan hal yang biasa.
Kondisi ini juga yang dialami oleh Iren dan keluarganya. Pada tahun 2019 Iren memutuskan untuk sempat menghentikan aktivitasnya di dunia bisnis online.
Hal ini disebabkan oleh faktor modal yang kian menipis dan juga niatnya yang ingin fokus merawat buah hatinya usai melahirkan. Meninggalkan dunia usaha tersebut terasa cukup berat.
Pendapatan tambahan yang setiap hari diterima kini tidak lagi dirasakan. Kondisi ini cukup sulit untuk dilewati. Mereka kemudian bergantung hidup dari pendapatan suaminya yang merupakan seorang karyawan pada rumah sakit swasta di Provinsi Jawa Barat.
Beberapa kali Iren mendapatkan kerugian yang luar biasa dari bisnis tersebut. Barang yang telah diorder dibatalkan secara sepihak oleh konsumen. Kondisi ini diperparah dengan sikap beberapa konsumen yang ternyata tidak membayar barang tersebut setelah digunakan.
Bagi Iren, hal ini merupakan tantangan luar biasa untuknya di satu sisi sebagai ibu rumah tangga, guru dan juga pelaku UMKM. Selain itu salah satu faktor paling mendasar dari keputusannya berhenti untuk sementara waktu menggeluti dunia ini karena jaringan telekomunikasi di tempat tinggal yang baru kurang menunjang.
Saat pertama kali merintis usaha ini, Iren berdomisili di Kota Kefamenanu (Ibukota Kabupaten TTU). Namun, setelah itu ia pindah tempat domisili di Desa Naiola, Kecamatan Bikomi Selatan sekaligus mengajar di SD Negeri Fatumuti.
Pada tahun 2021, jaringan telekomunikasi di Desa Naiola mulai membaik. Iren kemudian memutuskan untuk kembali menggeluti dunia UMKM. Jaringan telekomunikasi di sebuah daerah menjadi penunjang utama bisnis online.
Berjualan Kain Tenun, Strategi Jitu Pelaku UMKM Merawat Warisan Leluhur
Sejak tahun 2021 Iren tertarik menjual produk tenun daerah di wilayah Provinsi NTT. Demi memperlancar usahanya, ia menghubungi keluarganya di setiap kabupaten/kota di Provinsi NTT. Kain tenun setiap daerah di wilayah Provinsi NTT memiliki warna, motif dan variasi yang berbeda.
Dosen Pertanian Unimor Berikan Pelatihan Inovasi Vertikultur Bagi Kelompok Wanita Tani Sukamaju TTU |
![]() |
---|
Dorong Peningkatan Pengawasan dan Penguatan Implementasi, SPPG Maubesi Insana Tengah Gelar Rakor |
![]() |
---|
Program JKN, Upaya Negara Melindungi Ibu dan Bayi dari Ancaman Tradisi Nu di Perbatasan RI-RDTL |
![]() |
---|
Polres TTU Agendakan Gelar Perkara Dugaan Perzinahan Oknum ASN dan Wanita Bersuami |
![]() |
---|
Intimidasi Anak di Bawah Umur, Sejumlah Warga Desa Ponu Dilaporkan ke Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.