Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik Minggu 25 Mei 2025: Percaya dan Menuruti FirmanNya

Mengasihi Kristus bukan sekadar perasaan sentimental atau keharuan spiritual sesaat, tetapi suatu sikap eksistensial yang konkret

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
RD. Leo Mali 

Ini adalah janji kediaman ilahi: Allah tinggal bersama mereka yang mendengarkan dan menuruti firman-Nya. 

Lebih dari itu, Yesus menjanjikan Roh Kudus—Sang Penghibur—yang akan menyertai para murid sesudah kepergian-Nya. 

“Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh. 14:26). 

Roh Kudus bukan hanya penerus tugas pengajaran Yesus, tetapi Pribadi Ilahi yang menghidupkan firman-Nya dalam hati Gereja dan setiap orang percaya sepanjang zaman.

Liturgi hari ini mengajak kita mengikuti kembali jejak perjalanan para murid—napak tilas rohani yang bukan hanya nostalgia iman, tetapi jalan pendewasaan rohani setelah kebangkitan Tuhan. 

Para murid yang dulu lamban mengerti, akhirnya dimurnikan oleh pengalaman akan Tuhan yang bangkit dan oleh kehadiran Roh Kudus. 

Salah satu peristiwa penting dalam sejarah awal Gereja adalah Konsili Yerusalem sekitar tahun 49-50 (Kis. 15:1-29). 

Di sana terjadi perdebatan: apakah orang non-Yahudi harus mengikuti hukum dan tradisi Yahudi, seperti sunat, untuk menjadi pengikut Kristus? 

Keputusan konsili itu menjadi titik tolak penting: menjadi murid Kristus tidak mensyaratkan kepatuhan pada hukum Yahudi, melainkan iman dan ketaatan pada sabda-Nya. 

Sekali lagi ditegaskan, bahwa dasar kemuridanadalah percaya dan menuruti firman-Nya.

Pengalaman para murid menjadi cermin bagi kita. Betapa sering iman kita terjebak dalam formalitas, dogmatisme, dan simbol-simbol religius yang kosong, tetapi melupakan inti sejatinya: perjumpaan pribadi dengan Tuhan yang hidup, serta kesediaan untuk hidup menurut firman-Nya. 

Kita dapat begitu sibuk merawat "bait suci" lahiriah, tetapi lupa bahwa Allah sendirilah Bait Suci sejati (Why. 21:22). 

Kita bisa sibuk mencari terang dari matahari atau bulan, padahal terang itu adalah Allah sendiri (Why. 21:23). 

Sabda Yesus hari ini menjadi ajakan untuk kembali ke jantung iman: mengasihi Kristus dengan segenap hati, dan membiarkan kasih itu terwujud dalam ketaatan penuh kepada sabda-Nya. 

Hanya dalam relasi yang demikian, kita sungguh menjadi murid-Nya. Dan hanya dalam kedalaman relasi itu pula, hidup kita akan dipenuhi oleh kehadiran Allah yang tinggal bersama kita, yang mengajar dan mengingatkan kita melalui Roh Kudus. 

Kiranya sabda Tuhan hari ini menguatkan kita untuk tetap setia dalam kasih dan ketaatan, melampaui dogmatisme iman yang sempit. Agar kehidupan kita menjadi tempat kediaman Allah yang nyata. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved