Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik Rabu 12 Maret 2025, “Niniwe itu Bertobat”

membuka hati dan pikiran kita terhadap panggilan Tuhan, tanpa harus menunggu tanda-tanda yang spektakuler.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-BRUDER PIO HAYON SVD
RENUNGAN HARIAN KATOLIK - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Rabu (12/3/2025), “Niniwe itu Bertobat” 

Oleh : Bruder Pio Hayon SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 12 Maret 2025, “Niniwe itu Bertobat”

Bacaan I: Yun. 3:1-10
Injil:  Luk. 11: 29-32

“Niniwe itu bertobat”

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Pertobatan itu sebuah upaya kembali ke jalan yang benar setelah ada dosa atau kesalahan yang dibuat. Pertobatan bisa saja terjadi secara individu tapi juga bisa secara kolektif. Hal ini bisa terjadi kalau ada satu kesadaran bersama atas kesalahan atau dosa yang dibuat dan kesadaran kolektif itulah yang bisa menghantar orang kepada pertobatan.

Saudari/a terkasih dalam Kristus
Hari ini kita akan merenungkan satu tema yakni "Niniwe Itu Bertobat". Tema ini mengajak kita untuk merenungkan arti penting pertobatan dan respons kita yang tepat terhadap panggilan Tuhan. Dalam bacaan dari Yunus, kita melihat bagaimana kota Niniwe, yang terkenal karena kejahatannya, mendengarkan pesan Tuhan melalui Yunus dan akhirnya bertobat. Ini adalah pengingat bagi kita bahwa tidak ada yang terlalu jauh dari kasih dan pengampunan Tuhan.

Dalam bacaan pertama (Yunus 3:1-10), kita menyaksikan perubahan dramatis dalam hati orang Niniwe. Setelah menerima berita tentang kebinasaan dari Tuhan, mereka tidak hanya mendengar, tetapi juga bertindak. Raja mereka memimpin dengan memberi contoh, mengenakan kain kabung dan duduk di abu, serta memerintahkan semua orang untuk berpuasa dan bertobat. Pertobatan mereka bukan hanya sebatas kata-kata, tetapi diikuti dengan tindakan nyata.

Sedangkan dalam Injil (Lukas 11:29-32), Yesus mengingatkan kita tentang pentingnya percaya dan bertobat. Ia menyatakan bahwa generasi yang jahat akan mencari tanda, tetapi tanda yang diberikan adalah Nabi Yunus. Seperti yang dialami oleh Niniwe, kita pun diajak untuk membuka hati dan pikiran kita terhadap panggilan Tuhan, tanpa harus menunggu tanda-tanda yang spektakuler.

Bahan permenungan dan refleksi kita dengan pertanyaannya adalah, sejauh mana kita responsif terhadap panggilan Tuhan dalam hidup kita? Apakah kita menunggu "tanda" sebelum kita bertindak? Atau, seperti orang Niniwe, kita bersedia untuk mendengar dan bertobat dari jalan yang salah?

Kita mungkin memiliki berbagai alasan untuk menunda pertobatan, tetapi Niniwe menunjukkan bahwa pertobatan yang tulus dapat membawa perubahan yang luar biasa. Tuhan selalu siap untuk mengampuni dan menerima kita kembali.

Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: mari kita renungkan bagaimana kita bisa lebih responsif terhadap panggilan Tuhan. Apakah ada area dalam hidup kita yang perlu kita serahkan dan pertobatkan?

Kedua, dengan mengikuti teladan Niniwe, mari kita ambil langkah nyata menuju pertobatan dan terus berdoa agar Tuhan membimbing kita dalam perjalanan iman kita.

Ketiga, semoga kita juga menjadi alat Tuhan dalam mengajak orang lain untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved