Cerpen

Cerpen: Sebuah Pertemuan yang Mengingatkan

Aku terlalu sibuk dengan mimpi yang kurajut. Lebih dari itu, rasa mulai benar-benar timbul dari sebuah pandangan yang penuh rahasia saat engkau

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
ILUSTRASI 

***

Hari-hari mulai berubah tanpa rupa yang selalu menimbulkan rindu. Kali ini, semacam fatamorgana yang selalu memulai permenungan dengan sebuah pengandaian. 

Seandainya dan seandainya serupa kidung harian yang kukenang untuk sebatas mengingat. 

Ia pergi dengan meninggalkan kepingan rasa yang mulai kukumpulkan satu demi satu. Dalam diam, aku hanyalah seorang pengembara yang masih terlalu lemah untuk bermimpi tentang dia.

Kali aku memulai dengan cerita yang benar-benar berbeda setelah ia benar-benar menghilang.

Tanpa kata hanya jejak yang kadang-kadang harus kabur oleh kenyataan yang begitu rumit. 

Aku harus belajar menjalani hari tanpa kisah, dan mulai menguatkan mimpi jadi tekad. 

Rasa masih kusimpan di bilik yang paling tenang. Tak pernah ada yang menduga. Hati serupa mesbah yang di atasnya kusemayamkan rasa untuk waktu yang tak tentu. Ia begitu tenang sembari menunggu waktu. 

Saat semua benar-benar hilang tanpa jejak, dari belantara kehidupan yang luas dan penuh pertentangan, ia tetap bertahan untuk waktu yang tepat.

Kali ini, separuh mimpi telah kugenggam jadi tekad. Engkau telah memetik mimpimu yang ranum dan tangguh. Engkau benar-benar melupakan segalanya saat realitas semakin menuntut.

Engkau pergi dengan kekuatan baru untuk memulai petualangan. Aku masih terus mengasah tekad yang telah kubentuk dari mimpi. 

Kita hilang ditelan hiruk-pikuk realitas serta tuntutan hidup yang menekan dengan berbagai permintaan yang harus dipenuhi. 

Engkau berjuang dengan gigih serta menggenggam mimpi yang sudah menuai hasil. 

Aku masih mengejar dari berbagai kemungkinan yang belum pasti, sampai-sampai aku lupa tentang sebuah tekad yang tumbuh dari perasaan yang paling rahasia. 

Tapi rupa adalah gambaran abadi dalam imagi yang tak akan pernah luntur dan hilang. Aku sungguh-sungguh mengingat tanpa melupakan sedikit pun dari rupa yang lembut.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved