Opini

Opini: Totum pro Parte Politik Geotermal di NTT

Rakyat diiming-iming akan segera diterangi dengan kedatangan listrik di desanya tapi belum memikirkan risiko dan bahaya ekologisnya.

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
ILUSTRASI - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Kabupaten Manggarai, NTT. 

Pengeboran lanjutan dari projek ini pun menimbulkan gempa  lokal. Lebih dari 270 bangunan menjadi korban pengeboran ini.

Pengalamn dari Staufen ini menjadi contoh bagi pemerintahan Jerman untuk lebih mencari sumber energi yang berkelanjutan tanpa merusak ekologi seperti penggunaan tenaga matahari dan tenaga angin.

Kemakmuran rakyat hanya sebuah Totum pro parte 

Kontroversi mega proyek geotermal di beberapa daerah seperti Poco Leok di Manggarai -NTT menggiring masyarakat ke dalam kedua kelompok. 

Kelompok pro terhadap kehendak politik pemerintah dan kelompok yang kontra terhadap proyek ini.

Kelompok yang mengamini kehendak pemda berargumentasi bahwa proyek ini akan membawa mereka pada sebuah kemajuan revolutif. Dalam waktu yang singkat akan ada sebuah kemakmuran yang sudah lama ditunggu.

Masyarakat pedesaan seperti di Poco Leok Manggarai sudah lama menanti datangnya listrik ke rumah-rumah. 

Rakyat diiming-iming akan segera diterangi dengan kedatangan listrik di desanya tapi belum memikirkan risiko dan bahaya ekologisnya.

Kerinduan masyarakat akan sebuah kemajuan seperti ini menyenangkan hati pemda tentunya. 

Kerinduan rakyat bergandengan tangan dengan kerinduan pemerintah yakni: profit finansial yang cepat dan singkat pula. 

Kemakmuran seluruah rakyat hanyalah sebuah jargon politik bernuansa totum pro parte. Artinya nama rakyat dan kesejahteraannya menjadi tameng untuk kesejahteraan sekelompok orang.

Rakyat dijual di atas meja perjudian politik. Di sini rakyat dan kesejahteraannya tidak hanya dipertaruhkan dalam retorika-retorika saat kampanye tetapi juga dalam keputusan politik praktis.

Profit finansial mendorong kepala daerah dan aparatnya menciptakan keputusan politis praktis untuk menyetujui kehendak investor. 

Para investor yang tidak mau rugi pun memiliki prinsip ekonomi: "menggali panas bumi untuk meraup keuntungan bisnis yang sebesar-besarnya."

Kelompok yang kontra dengan kebijakan pemimimpin daerah adalah masyarakat kritis terhadap kehadiran mega proyek panas bumi. Tentunya dengan alasan-alasan logis.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved