Opini

Opini: Para Kardinal dan Keputusan Mengejutkan tentang Paus Leo XIV

Pengaruhnya bila perlu dapat menggetarkan kebijakan pemimpin negara lain, dan yang mampu melewati batas negara lain, tanpa merasa terinvasi.

Editor: Dion DB Putra
TANGKAPAN LAYAR YT CNBCTV18
DOA RATU SURGA - Paus Leo XIV saat memimpin Doa Regina Caeli atau Ratu Surga pada pukul 12.00 waktu Vatikan, Minggu 11 Mei 2025. 

Dari dua persimpangan jalan itu, sebagai Kardinal, dia tampil menjadi perangkul yang baik.

Melihat latar belakang dan hal-hal yang dia kerjakan sebelum pindah ke Vatikan, Paus Leo XIV adalah seorang yang penuh pertimbangan dan hati-hati. Mungkin akan berbeda 'keberaniannya’ seperti pendahulunya Paus Fransiskus.

Dia adalah profesor dengan latar belakang hukum kanonik yang kuat. Garansi akademisnya ini mewakili moral tradisional, yang terus menerus dipersoalkan kaum konservatif. Dia menjadi pemikir, dengan pertimbangan kanonis yang hati-hati.

Walaupun demikian, belum banyak pemikirannya yang muncul tentang aborsi, LGBTQ+ dan hubungan sesama jenis, penceraian dan nikah lagi, hukuman mati, atau pentahbisan kaum perempuan, yang selalu menjadi topik hangat di pintu Vatikan. Semua menanti.

Ya, berbeda dengan Paus Fransiskus yang terang benderang misi kepausannya sejak dari awal terpilihnya, yang bergaris lurus dengan kehidupannya yang sederhana, apa yang dipikirkan para Kardinal itu di Kapela Sistina?

Amerika pertama, Amerika Latin kedua, polyglot yang bisa paham banyak latar belakang, pakar hukum gereja, yang tidak benar-benar konservatif atau liberal: seorang moderat!

Ini benar-benar sebuah kejutan. Pada akhirnya kita kembali kepada ungkapan terkenal Santo Agustinus, Sang Pujangga Gereja, “Credo ut Intelligam.” 

Percayalah, sebelum kita benar-benar mengerti, dialah yang paling tepat dari semua rencana.(*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved