Editorial Pos Kupang
Editorial: Kaum Bapak Agar Tahan Diri
Gubernur NTT Melki Laka Lena menyebut temuannya di lapangan, ada makanan bagi ibu dan anak untuk penanganan stunting, tapi justru dikonsumsi bapak
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Pemeirntah juga mesti menggandeng berbagai phak seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, guru, kepada desa hingga pihak swasta untuk terus melakukan sosialisasi mengenai hak-hak perempuan dan anak.
Dengan demikian laki-laki atau kaum bapak itu tidak mencaplok hak dari anak dan perempuan dimaksud. Selain itu, para perempuan, kaum ibu juga mesti mendapatkan edukasi terkait dengan peran keluarga, peran suami dan istri dalam keluarga.
Dengan demikian, perempuan, para ibu, istri bisa bersuara dan berani mengatakan tidak pada suaminya, bapak dari anaknya, jika makanan bantuan stunting, dana stunting, dana bansos dan beasiswa itu hendak digunakan oleh bapak untuk hal-hal yang negative.
Baca juga: Ini Terobosan Dinkes Kota Kupang dalam Menekan Stunting
Bahkan aparat tingkat desa pun mesti peduli dan turun tangan jika ada masyarakat yang ‘menkorupsi’ dana bantuan dimaksud.
Mesti dibangun sebuah mekanisme pelaporan bagi penyalagunaan dana bantuan dimaksud, sehingga siapapun dia, bapak/suami, ibu/istri yang menyalagunakan bantuan dana itu akan terkena sanksi.
Petugas atau kades posyandu pun mesti rutin membuka posyandu bahkan rutin mengunjungi masyarakat atau keluarga yang anggota keluarganya terkena stunting.
Hal ini dimaksud, selain mengecek pekermbangan anak stunting, sekaligus bisa mengecek apakah bantuan makanan atau dana itu digunakan sesuai dengan peruntukannya atau tidak.
Mari bersama perangi stunting dengan cara masing-masing. Mari bersama perangi pelaku-pelaku yang mengkorup dana stunting untuk membeli moke, rokok dan bermain judi atau kebutuhan lainnya. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.