Kota Kupang Terkini

Ini Terobosan Dinkes Kota Kupang dalam Menekan Stunting

Salah satunya melalui intervensi jangka pendek dengan pemberian makanan tambahan bagi bayi dibawa lima tahun (Balita) dengan tiga kategori.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
PEMERIKSAAN - Kunjungan dokter Spesialis Anak di Puskesmas Oesapa, untuk pemeriksaan anak stunting dan resep susu khusus anak stunting. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kupang terus berjuang menekan angka stunting di Kota Kupang.

Kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (19/3/2025) Sekretaris Dinkes Kota Kupang, I Gusti Agung Ngurah Suarwana mengatakan, sejauh ini Dinkes telah melakukan upaya penekanan stunting.

Salah satunya melalui intervensi jangka pendek dengan pemberian makanan tambahan bagi bayi dibawa lima tahun (Balita) dengan tiga kategori.

Yaitu balita dengan gizi kurang, balita dengan berat badan tidak naik, dan balita gizi buruk.
Selain itu, Ngura Suarwana juga menyampaikan berbagai upaya pencegahan lainnya juga selalu dilakukan.

"Kita lakukan aksi bergizi di sekolah, olahraga, makan bersama, dan pemberian tablet tambah darah. Fokus kita yakni remaja putri," kata Suarwana.

Baca juga: Angka Stunting di Namosain Kota Kupang Tinggi, Lurah Rino Mbura Tak Patah Semangat 

Ia juga menyampaikan alasan mengapa fokus mereka kepada remaja putri.

"Agar mereka tidak anemia. Lalu saat menjadi wanita subur dan siap menjadi ibu yang akan melahirkan anak, diharapkan melahirkan anak yang dengan gizi yang sehat," tuturnya.

Selain itu pun bagi para ibu hamil diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di setiap Posyandu dan juga dilakukan PMT Penyuluhan kepada para Ibu Hamil di Posyandu.

Khusus anak stunting, Dinkes Kota Kupang memberikan susu khusus yang direkomendasikan dari dokter spesialis anak. Susu tersebut adalah susu Pormula Khusus Medis Khusu (PKMK).

Suarwana juga mengungkapkan persentase stunting di Kota Kupang dalam tiga tahun terakhir, yang tersebar di 51 Kelurahan di Kota Kupang.

"Tahun 2022 totalnya 21,5 persen atau sebanyak 5.497 anak. Tahun 2023 ada 17,2 persen atau sebanyak 4.017 anak. Tahuan 2024 ada 18,8 persen atau sebanyak 4.232 anak. Dan per Januari 2025  ada 17,8 persen atau sebanyak 3.759 anak," ungkapnya.

Dirinya mengatakan penanganan stunting adalah tugas multi sektor. Dari penyediaan air bersih, ekonomi, sosial, pendidikan dan sektor lainnya.

"Dinkes menangani 30 persen dengan intervensi spesifik. Sedangkan intervensi gizi sensitif itu dilakukan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dengan kontribusi 70 persen," ujar Ngura Suarwana.

Kepala Puskesmas (Kapus) Alak, Kota Kupang, Panondang Panjaitan mengungkapkan sejauh ini pihaknya getol melakukan upaya penekanan stunting sesuai standar pelayanan minimal (SPM).

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved