Opini
Opini: Menimbang Moralitas Kristiani di Tengah Arus LGBT
Etika Kristen tidak boleh kehilangan akarnya yakni kebenaran Firman Tuhan namun juga tidak boleh kehilangan wajahnya yakni kasih yang menyembuhkan.
Dasar-Dasar Moral Kristiani
Etika Kristen berakar pada dua fondasi utama: kasih dan penghormatan terhadap martabat manusia sebagai ciptaan yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Imago Dei).
Kasih, sebagaimana diajarkan Yesus dalam Injil Matius 22:37–40, adalah hukum tertinggi yang menjadi dasar bagi seluruh tindakan moral umat beriman: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”(Matius22:39).
Oleh karena itu, dalam merespons isu LGBT, Gereja dipanggil untuk tidak bersikap reaktif dengan kebencian, ketakutan, atau pengucilan.
Sebaliknya, Gereja harus menampilkan kasih yang jujur, tulus, dan penuh kebijaksanaan, kasih yang melihat setiap pribadi sebagai gambaran Allah yang layak dihormati dan didengarkan.
Namun, kasih dalam moralitas Kristen bukanlah kasih yang buta atau permisif.
Kasih sejati selalu berjalan beriringan dengan kebenaran dan tanggung jawab moral.
Dalam konteks ini, Gereja memiliki peran penting untuk menyuarakan ajaran moral dengan jelas dan tegas, termasuk mengenai pandangan Kitab Suci tentang seksualitas serta panggilan hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.
Ketika manusia jatuh dalam dosa, mereka mengalami kerusakan dalam nilai-nilai moral yang mereka pegang, yang mendorong mereka untuk menentang Allah dan berusaha memuaskan keinginan mereka dengan cara yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya, termasuk dalam hal seksual.
Kerusakan moral ini bukanlah hasil dari rencana atau kehendak Allah, melainkan dampak dari dosa yang diwariskan secara turun-temurun, yang menyebabkan disorientasi seksual pada manusia.
Oleh karena itu, orientasi seksual yang tidak sesuai dengan ajaran Allah seperti homoseksualitas, inses, atau pedofilia bukanlah bagian dari rencana Tuhan.
Tantangan bagi Gereja, kemudian, bukan hanya menjaga kemurnian ajaran, tetapi juga menyampaikannya dengan sikap rendah hati, empati, dan keterbukaan, guna membangun dialog yang konstruktif.
Dalam ketegangan antara kasih dan kebenaran inilah, moral Kristen diuji dan dimurnikan.
Menjaga Keseimbangan antara Kebenaran dan Kasih
Tantangan terbesar bagi umat Kristen masa kini bukan sekadar dalam menegakkan doktrin, melainkan dalam menyampaikannya dengan hikmat di tengah dunia yang plural, sensitif, dan seringkali terluka.
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.