Opini
Opini: Paskah yang Manusiawi
Kebangkitan yang membuka batu penghalang adalah kekuatan ajaib. Itu menunjukkan betapa kedahsyatan Yesus sebagai putera Allah.
Ia telah melakukan yang besar dan saya secara manusiawi bisa melakukan hal kecil yang ada di sekitar saya.
Ketiga, pemikiran Burgaleta yang sederhana dan kecil-kecilan ini bukan tanpa kendala. Ia menjadi ‘sorotan’ penjaga kemurnian iman dari Vatikan.
Beberapa saat ia tidak diizinkan mengajar secara umum kecuali di institut superior de Pastoral yang terkenal banyak kali ‘kepala batu’. Tak heran ia dijuluki teolog progresif dan ada benar juga julukan ini.
Di situ beberapa dosen lain seperti Felicisimo Martinez Diez, OP. Ahli moral ini juga tidak diperkenankan mengajar karena tafsirannya terlalu manusiawi tentang ajaran-ajaran moral.
Dua dosen tua lain, Casiano Floristan dan Jose Luis Maldonado merupakan ‘bidikan’ Vatikan.
Singkatnya mereka semua ‘bersalah’ karena menafsir agama begitu sederhana dan manusiawi.
Mereka terlalu jujur untuk mengangkat agama dalam level yang sederhana yang berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan masyarakat sederhana dan bukan mengajukan pertanyaan yang terlalu tinggi.
Mereka banyak kali menanyakan bahkan mempertanyakan agama meski seperti kata Uskup Casaldiga:
Uskup Brazil Casaldiga (sebenarnya, nama lengkapnya adalah Dom Helder Camara, S.V.D.) adalah seorang uskup Katolik Brasil yang terkenal karena perannya dalam gerakan teologi pembebasan dan dukungan terhadap orang-orang miskin dan terpinggirkan.
Ia adalah Uskup Agung São Salvador da Bahia dari tahun 1965 hingga 1982, dan dikenal karena kritik tajamnya terhadap ketidakadilan sosial dan dukungan kuatnya untuk hak asasi manusia.
Ia terkenal dengan ungkapannya: Ketika aku memberi makanan kepada orang miskin, mereka menyebut aku orang suci. Ketika aku bertanya mengapa mereka miskin, mereka menyebut aku komunis.
Kata-kata Casaldiga ini yang saya rasa tepat untuk saya kenakan untuk pengajar-pengajar saya yang banyak kali mempertanyakan hal aneh yang bisa saja terjadi dalam gereja (namanya juga gereja ada di dunia).
Pertanyaan mereka dianggap berbahaya dan karena itu tidak diizinkan mengajar lalu para pengajar saya ini berkata: “Kalau yang dipunyai seorang dosen hanyalah mengajar dan suara dan hak suaranya dicabut maka apa artinya?” Jadi mereka hanya jadi pelayan begitu saja tanpa mempertanyakan?
Yang mau ditanyakan bahwa beberapa teman dan sahabat saya menafsir agama dalam pengertian yang sangat kecil dan sederhana.
Mereka hanya mau agar agama menjadi lebih manusiawi dengan memperhatikan hal-hal kecil yang menjadi pertanyaan umat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.