Opini

Opini: Literasi Berbuah di Tebing Waktu

Ketiga siswi tersebut  adalah penulis buku itu. Buku yang sangat  mereka rindu dalam genggaman harap dan  gumpalan  cemas yang kian meremas. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Kanis Lina Bana 

Sedangkan bagi tiga penulis,  masing-masing  mendapat bantuan satu unit laptop.

Buku antologi Puisi Aku dan Senja menjadi gulungan akhir dari sebuah proses panjang berliterasi. Literasi berbuah dan membuahkan. 

Literasi yang dianyam selama tujuh bulan itu mencapai puncak kepuasan yang tak tertandingi. 

Sebab buku itu amat  berarti. Simpul makna bahwa literasi di SMA Negeri 8 Poco Ranaka telah membawa hasil yang memuaskan. Literasi berbuah dan membuahkan.  

Sekaligus  penanda  lembar-lembar sejarah hidup tiga siswi itu khususnya dan keluarga SMA Negeri 8 Poco Ranaka pada umumnya. 

Berbuah lantaran kegiatan literasi di sekolah itu tidak sebatas program turunan yang wajib dilaksanakan. Bukan sekadar baca buku 15 menit sebelum pelajaran berlangsung. Bukan cuma ruang waktu yang menghalau tanpa makna. 

Bukan kemasan tanpa isi. Melainkan kegiatan yang berdampak hingga siswa-siswa bisa menulis tertib dan teratur. Logis dan memiliki gugusan nilai untuk membentuk karakter siswa-siswinya.

Membuahkan karena dengan proklamasi awal  melalui buku Puisi Aku dan Senja ini menjadi stimuli positif  bagi sekolah untuk “mendarahdagingkan” kegiatan literasi dan produk-produk berikutnya. 

Agar warisan yang telah diletakan itu selalu menghadirkan  buah didik merindu. Aroma karakter mewangi bernapas makna. 

Jika mengurut jejak buku itu, harus diakui  bukanlah proses yang singkat. Rentang waktu sejengkal. Bukan produk karbitan tanpa proses. Melainkan rajutan kegiatan nan panjang dan melelahkan. 

Sudah tiga tahun lembaga itu memberi porsi waktu lebih terhadap kegiatan literasi. Di tebing waktu yang disiapkan itu para peserta digembleng  secara khusus dengan  pola proses. 

Para  peserta dihantar untuk diskusi, amati obyek, narasikan obyek, perbaik bersama, dan menentukan bersama  baik-benar, logis-  teratur atau keriting tidaknya tulisan yang mereka hasilkan.

Menyadari hal itu, Kepala SMA Negeri 8 Poco Ranaka, Hendrik Jemi, S.Pd, menyiapkan porsi waktu cukup luas bagi siswa-siswi di sekolah itu. Agar pendampingan bermutu. Ada hasil. 

Baginya literasi tidak sebatas baca buku. Buah dari bacaan-bacaan perlu dikonkretkan dalam rumusan alur pikir yang dihadirkan dalam bentuk tulisan. 

Itu sebabnya sejak tahun ajaran 2021/2022 lembaga SMA Negeri 8 Poco Ranaka  memberi ruang lebih leluasa kepada siswa-siswi yang berminat di bidang tulis menulis. Kepada  mereka didampingi secara khusus oleh pendamping berkompeten. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved