Breaking News

Opini

Opini: Menuju Masa Depan Ekologi

Dalam Querida Amazonia, Paus Fransiskus menekankan perlunya penghargaan terhadap mistisisme masyarakat tradisional. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Iron Sebho 

Pengakuan mutual terhadap sakralitas alam berimplikasi pada tindakan kasih dan pertobatan ekologis. Ini merupakan sebuah konformitas terhadap hukum kehidupan yang harus diperjuangkan demi keberlanjutan semua ciptaan. 

Manusia wajib mencintai alam sebagaimana alam memiliki alasan yang sama untuk menyelamatkan hidupnya apabila berada dalam posisi terbalik. 

Pertobatan ekologis merupakan sebuah spiritualitas untuk memahami kualitas hidupan seluruh ciptaan. Melalui semangat pertobatan manusia menemukan kegembiraan dan damai dalam kehidupan. 

Kehidupan yang bersahaja dan bahagia, serta penuh damai membuat manusia mendengarkan kata-kata cinta yang dinyanyikan oleh alam.

Kerusakan ekologi akibat hegemoni manusia membuka selubung paradigma untuk Kembali kepada budaya sebagai inspirasi dan motivasi perawatan ekologi.

Kearifan lokal yang telah dihidupi oleh masyarakat tradisional dilihat jauh lebih luhur dan harmonis dalam relasinya dengan alam, dan seluruh komunitas ekologi. 

Masyarakat tradisional melihat keseluruhan kosmos sebagai entitas terpadu dan sakral. 

Sekalipun tidak ada disparitas antara yang sakral dan profan, namun pola-pola sosial yang dihayati oleh masyarakat telah menciptakan keseimbangan ekosistem kehidupan. 

Oleh karena itu, nilai-nilai budaya perlu dihidupkan dan difasilitasi dalam kebijakan-kebijakan politik, agar tata nilai dan tradisi untuk mengembangkan perilaku ekologis tidak hilang ditelan keserakahan zaman. 

Mandat budaya untuk menghormati dan menghargai alam perlu dikembangkan secara
berkelanjutan. Sebab jeritan bumi dewasa ini kian tak tertangguhkan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved